Banyak orang yang tidak mengalami perasaan atau emosi saat masuknya bulan suci Ramadhan pada saat ini.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perasaan kurangnya suasana Ramadhan saat ini, seperti yang pernah kita ketahui kita telah fase pandemi COVID-19 yang berlangsung di seluruh dunia. Di banyak negara, termasuk Indonesia, pandemi telah memaksa banyak orang untuk tetap tinggal di rumah dan mengurangi kegiatan sosial. Hal ini membuat orang tidak dapat berbuka puasa Bersama, sholat traweh Bersama, atau tilawah Bersama bahkan susah untuk iktikaf di 10 malam terakhir Ramadhan. Bersama keluarga atau teman seperti biasanya, sehingga terasa kurangnya suasana Ramadhan.
Besar kemungkinan karena adanya perubahan kebiasaan selama Ramadhan akibat pandemi, seperti penurunan aktivitas di masjid atau tempat ibadah lainnya, atau pembatasan pada acara-acara yang biasanya diadakan selama Ramadhan, seperti pasar malam atau festival makanan. Membuat kita kurang bersemangat dalam melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan Bersama saat sebelum pandemi. Karna kita semua sudah terbiasa melakukan hal yang dilakukan saat pandemi makanya terbawa hingga usai pandemi yang menyebabkan kurangnya suasana bulan suci Ramadhan.
Namun, meskipun suasana Ramadhan mungkin terasa berbeda dari biasanya, penting untuk tetap menjaga semangat dan makna puasa Ramadhan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah serta melakukan amal kebaikan bagi sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H