Lihat ke Halaman Asli

Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Mencapai Kesetaraan Gender

Diperbarui: 27 September 2024   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kesetaraan gender dalam teknologi menjadi isu yang penting karena berdampak langsung terhadap masyarakat. Kesetaraan gender sendiri tidak selalu membicarakan soal hak dan kesetaraan antara pria dan wanita, tapi juga representasi, kesempatan, dan perlaku yang adil disemua aspek. Selain itu perkembangan teknologi, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi yang berkembang sangat pesat memberikan berbagai macam opini yang dominan.

 Dalam konteks kesetaraan gender dalam teknologi kita memiliki tantangan untuk menghadapi berbagai hal. Salah satunya adalah kesenjangan digital yang berbasis gender. Terutama pada perempuan pedesaan dan lanjut usia yang lebih rentan dalam menghadapi masalah tersebut. Rendahnya pemahaman digital yang disebabkan oleh ketimpangan pendidikan menjadi alasan utama perempuan menjadi korban dalam teknologi digital.

 Teknologi yang memiliki dampak negatif terhadap kesetaraan gender dalam ruang digital dapat disiasati dengan memperbaiki ketimpangan pendidikan yang menjadi masalah utama agar pemahaman digital pada perempuan meningkat. Meningkatnya pemahaman digital memberikan kesempatan untuk perempuan memanfaatkan inovasi dan teknologi untuk mencapai kesetaraan gender.

Hingga saat ini masih banyak terjadi kesenjangan gender dalan ruang digital, yang makin melebar ke aspek-aspek lain seperti aspek ekonomi dan sosial sehingga harus ditangani dengan tegas. Permasalahan kesetaraan gender yang dihadapi oleh perempuan di ruang digital dan teknologi menjadi tujuan utama untuk meningkatkan inovasi, teknologi, dan pendidikan di era digital ini.

 Akses yang dibatasi membuat perempuan menghadapi banyak tantangan di ruang digital saat ini. Tingginya kekerasan online menjadi salah satu penyebab utama adanya tantangan tersebut. Hal ini karena habit dari ruang digital dimana perundungan, ujuran kebencian, pelecehan, dan hal-hal negatif dilakukan secara terang-terangan. Keberadaan perempuan penting untuk menuntaskan masalah tersebut, bahwa harus ada gerakan preventif yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

 Pemanfaatan teknologi digital yang tepat menjadi salah satu cara yang bisa diupayakan untuk menuntaskan permasalah kesetaraan gender. Literasi digital perlu ditingkatkan untuk menghindari penipuan dalam ruang digital dan kekerasan digital. Selain itu, perempuan perlu berperan aktif dalam penggunaan teknologi digital. Dengan memastikan perempuan tidak hanya berperan sebagai pengguna tetapi menjadi penyedia akses yang memungkinkan perempuan untuk mengekspresikan diri mereka.

 Lingkungan digital yang aman juga perlu ditingkatkan untuk menunjang permasalahan kesetaraan gender dalam ruang digital. Menciptakan lingkungan digital yang aman penting bagi perempuan. PBB mengungkapkan 38% perempuan di 51 negara melaporkan kekerasan yang terjadi dalam ruang digital. Banyaknya perempuan yang terjerat dalam klasifikasi pekerjaan wiraswasta atau kontraktor independen di mana perusahaan menghindari tanggung jawab ketenagakerjaan, yang berujung pada eksploitasi tenaga kerja. Menciptakan kondisi kerja yang tidak aman, rentan, dan menimbulkan resiko kekerasan dan pelecehan. Hal tersebut dapat disiasati dengan pemanfaatan teknologi seperti di Tiongkok, di mana pekerja perempuan membangun solidaritas melalui ruang digital yaitu grup media sosial untuk mendukung satu sama lain dalam menghadapi tantangan di lingkungan kerja yang didominasi laki-laki.

 Kesetaraan gender dalam teknologi merupakan isu krusial yang berdampak langsung pada masyarakat, mencakup hak, representasi, kesempatan, dan perlakuan adil bagi semua gender. Meskipun teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat, tantangan seperti kesenjangan digital berbasis gender tetap ada, terutama bagi perempuan pedesaan dan lanjut usia yang kurang memahami teknologi akibat ketimpangan pendidikan. Untuk mengatasi permasalahan ini, peningkatan literasi digital menjadi kunci agar perempuan dapat memanfaatkan inovasi teknologi secara optimal.

Akses yang terbatas dan tingginya kekerasan online menambah tantangan bagi perempuan di ruang digital, sehingga diperlukan gerakan preventif untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman. Selain itu, banyak perempuan terjebak dalam klasifikasi pekerjaan yang merugikan, seperti wiraswasta atau kontraktor independen, yang mengakibatkan eksploitasi dan kondisi kerja yang tidak aman. Contoh dari Tiongkok menunjukkan bahwa solidaritas di antara pekerja perempuan melalui grup media sosial dapat menjadi strategi efektif untuk menghadapi tantangan di lingkungan kerja yang didominasi lakilaki. Oleh karena itu, upaya kolaboratif untuk meningkatkan pendidikan, literasi digital, dan menciptakan lingkungan digital yang aman sangat penting dalam mencapai kesetaraan gender di era digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline