Lihat ke Halaman Asli

MUHAMMAD FIKRI FAKHRUROZI

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Mahasiswa KKN T IPB Membantu Pembagian Bibit Jahe Merah di Desa Sukakerta untuk Melawan Pandemi

Diperbarui: 25 Agustus 2021   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mahasiswa KKN T IPB yang termasuk ke dalam kelompok 2 Kabupaten Cianjur, membantu pembagian bibit jahe merah. Kegiatan pembagian jahe merah merupakan program yang dibentuk oleh pemerintah Desa Sukakerta dengan cara membagikan bibit jahe sebanyak 10 bibit per rumah. 

Setelah itu masyarakat yang berkenan akan merawat bibit jahe hingga waktu panen. Penghasilan dari panen jahe kemudian akan dijual kepada pihak desa dan dilakukan bagi hasil untuk menentukan keuntungan. 

Mahasiswa IPB berperan aktif bersama desa dengan membuat leaflet perawatan jahe merah dan mendemonstrasikan cara penanaman yang baik dan benar kepada masyarakat.

Menurut Nurlila dan Jumarddin dalam Jurnalnya. Pada rimpang jahe terkandung senyawa kimia shogaol, gingerol, dan zingeron, capsaicin, farnesene, cineole, caprylic acid, aspartic, linolenic acid, curcurmin, mengandung hingga 4% minyak atsiri dan juga kandungan oleoresin, di dalam minyak atsiri, masih terdapat beberapa unsur alami seperti linalool, methyl heptenone, borneol, cineol, citral, chavicol, geraniol, zingiberene, dan acetates. 

Gingerol dan curcumin yang sangat baik bagi tubuh. kedua kandungan tersebut berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang ampuh untuk menangkal radikal bebas sehinga akan meningkatkan sistem imun tubuh. 

Melalui peningkatan pengetahuan masyarakat kususnya pada mitra kelompok dampingan tentang kandungan dan manfaat dari rimpang jahe, serta jenis olahan yang mudah di buat dan di konsumsi, dengan harga yang murah, sagat di harapkan masuyarakat akan mudah mengapiliaksikan dalam keseharian, sehingga keluarga dapat terhindar dari penyebaran virus corona yang saat ini dapat menular dan mengacam jiwa semua orang. 

Oleh sebab itu, Program ini salah satu langkah yang tepat untuk mengurangi resiko dan dampak dari Pandemi COVID 19.

Perekonomian warga di desa sukakerta terdampak oleh adanya pandemi. Mayoritas masyaarakat desa sukakerta merupakan petani dan pengrajin makanan emping. 

Untuk membantu meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Sukakerta, pemerintah desa menginisiasi program tersebut agar jahe yang mereka tanam, sebagian dapat dijual sebagai penghasilan tambahan bagi mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline