Lihat ke Halaman Asli

MUHAMMAD FIKRI FAKHRUROZI

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

"Kres Kres Snack", Emping Kekinian yang Dikembangkan oleh Mahasiswa IPB bersama Masyarakat Desa Sukakerta

Diperbarui: 17 Desember 2020   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa Sukakerta merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Cianjur, di sudut desa tersebut terdapat sebuah kampung termahsyur karena produksinya terhadap suatu komuditas secara turun-temurun sejak dulu. Kampung pagutan merupakan kampung yang dikenal sebagai produsen emping, suatu produk turunan dari melinjo ini diproduksi oleh seluruh rumah tangga di kampung tersebut. Sejak matahari terbit hingga matahari tepat di atas kepala, seluruh rumah tangga disibukkan dengan memproduksi emping melinjo setiap harinya. Pembuatan emping melinjo di Desa Sukakerta memiliki keunikan yaitu pembuatannya yang masih tradisional yang telah dilakukan secara turun temurun.

Namun, meskipun produksi dilakukan setiap hari kesejahteraan masyarakat di kampung itu masih tergolong minim dan didominasi oleh masyarakat menengah ke bawah. Penyebabnya adalah kurangnya inovasi dan lingkaran pemasaran yang sempit. Pemasaran yang masih tergantung kepada tengkulak dan kurangnya jejaring pemasaran yang dilakukan membuat penjualan emping cenderung stagnan bahkan menurun.

Dibalik itu semua, produksi emping yang masih dilakukan secara tradisional ini juga memiliki keunikan tersendiri dari produk emping lainnya, Mahasiswa IPB yang melaksanakan kegiatan IPB GOES TO FIELD (IGTF) Domisili 2020 mencoba membantu masyarakat di Desa Sukakerta dengan melakukan pemasaran melalui online atau kerap kali dikenal dengan istilah digital marketing serta memperluas kerjasama dengan beberapa kemitraan dengan harapan dapat berdampak pada peningkatan pemasaran produksi emping itu sendiri sehinnga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, meningkatkan taraf SDM, dan juga tercapainya program dari IGTF domisili itu sendiri

"Produk dari UMKM Desa Sukakerta telah memiliki brand KKS (Kres Kres Snack), kami akan membantu UMKM tersebut dalam pemasaran online dan offline, Platform yang digunakan untuk pemasaran adalah aplikasi Shopee, Instagram, dan Facebook. Kami juga mencari kerja sama mitra untuk pemasaran secara offline." ujar Parhan, salah satu mahasiswa program IGTF kepada wartawan, Sabtu (12/12).

Parhan menambahkan, selain itu ia bersama tim juga membuat suatu produk olahan dari bahan emping melinjo, agar produk emping dapat dikonsumsi oleh berbagai pihak, mengingat bahwa kaum milenial dan Z lebih tertarik terhadap berbagai produk yang telah diolah dan siap saji dan adanya keunikan dari produk itu sendiri.

Harapannya, dengan dilakukannya pemasaran secara digital dengan tidak pula melupakan pemasaran secara langsung, UMKM Desa Sukakerta dapat memiliki pasar yang sangat luas dan mampu berdaya saing sehingga senantiasa mampu meningkatkan penjualan produk yang sudah menjadi ciri khas Desa Sukakerta di dunia yang sudah serba digital seperti sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline