Akulah Si Munafik Itu
Akulah si munafik itu,
Tutur kata indah terucap,
Namun hati tak seindahnya,
Terselubung dalam dusta yang kupelihara.
Ku berniat baik di mulut,
Namun langkahku jauh berbeda,
Di depan manusia aku bersinar,
Di hadapan Tuhan aku bersembunyi dalam gelap.
Oh, betapa sering aku berjanji,
Tapi selalu kulanggar kata,
Seakan hidupku adalah sandiwara,
Dimana aku menjadi aktor yang lupa peran sesungguhnya.
Seringkali aku menyalahkan dunia,
Tanpa menoleh pada cermin dalam hatiku,
Apakah aku benar-benar beriman,
Ataukah hanya menanti janji yang tiada pasti?
Akulah si munafik itu,
Yang mengejar pengakuan,
Namun jauh dari keikhlasan,
Kuharap Tuhan tetap memberi kesempatan,
Untuk kembali ke jalan yang benar.
Aku mengakui kesalahan ini,
Sambil berharap, semoga engkau mengampuni,
Bimbing aku dalam langkah yang lurus,
Karena hanya pada-Mu aku kembali.
Akulah si munafik itu,
Namun aku ingin berubah,
Jika masih ada waktu untukku,
Menghapus segala kedustaan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H