Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Farras Arridlo

Mahasiswa 23107030127 UIN Sunan Kalijaga

Erotomania: Ketika Cinta Berubah Menjadi Delusi

Diperbarui: 8 Juni 2024   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kompas.com

Bayangkan Anda yakin bahwa selebriti atau tokoh terkenal sedang jatuh cinta dengan Anda, padahal Anda bahkan belum pernah bertemu mereka. Kedengarannya seperti plot film romantis yang manis, bukan? Namun, kenyataannya jauh lebih kompleks dan serius. Kondisi ini disebut erotomania atau sindrom De Clrambault, sebuah gangguan mental langka yang penuh dengan delusi cinta.

Apa Itu Erotomania?

Erotomania adalah gangguan delusional di mana seseorang benar-benar percaya bahwa orang lain, sering kali seorang selebriti atau seseorang dengan status sosial tinggi, memiliki perasaan cinta yang mendalam terhadap mereka. Tidak ada bukti nyata yang mendukung keyakinan ini, namun penderita erotomania merasakan cinta tersebut dengan sangat kuat. Mereka mungkin melihat tanda-tanda kasih sayang dalam hal-hal yang sebenarnya tidak memiliki makna romantis, seperti cara orang tersebut tersenyum atau gerak-gerik tubuh yang biasa saja. Gangguan ini dapat menyebabkan penderita melakukan tindakan-tindakan ekstrem untuk mendapatkan perhatian dari orang yang mereka yakini mencintai mereka, termasuk mengirim surat, pesan, atau bahkan melakukan kunjungan tanpa diundang. Dalam banyak kasus, objek delusi tidak menyadari keberadaan pengagum yang obsesif ini. Erotomania tidak hanya menimbulkan tekanan emosional pada penderita tetapi juga bisa mengarah pada masalah hukum dan keselamatan bagi kedua belah pihak. Pengobatan untuk erotomania sering kali melibatkan terapi psikologis dan penggunaan obat-obatan untuk mengatasi gejala delusional dan menjaga kesehatan mental penderita.

Gejala yang Menyerupai Obsesi

Gejala utama erotomania mencakup:

  • Obsesi Berlebihan: Terus-menerus mengamati orang lain, terutama selebriti atau tokoh masyarakat.
  • Komunikasi Intensif: Mengirim surat, email, hadiah, atau melakukan panggilan telepon tanpa henti kepada objek fiksasi.
  • Keyakinan Palsu: Percaya bahwa orang lain berkomunikasi secara diam-diam melalui gerakan, pandangan, atau pesan tersembunyi di media sosial.
  • Situasi Palsu: Menciptakan skenario kompleks di mana mereka merasa orang lain mengejar atau mencoba menghubungi mereka.

Penyebab dan Risiko: Lebih dari Sekadar Cinta Buta

Erotomania tidak muncul begitu saja. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan lain seperti:

  • Skizofrenia
  • Gangguan Skizo-afektif
  • Gangguan Depresi Mayor dengan fitur psikotik
  • Gangguan Bipolar
  • Penyakit Alzheimer

Selain itu, media sosial dapat memperburuk atau bahkan memicu delusi ini. Dunia digital menghilangkan batasan antara orang-orang yang tidak dikenal, membuat pengamatan dan penguntitan menjadi lebih mudah.

Kisah Nyata yang Mengerikan

Bayangkan Anda adalah seorang selebriti yang tiba-tiba mendapati diri Anda menjadi target perhatian obsesif dari seseorang yang tidak pernah Anda kenal. Orang ini mulai mengirimi Anda surat cinta, hadiah, atau bahkan muncul di depan rumah Anda tanpa diundang. Ini bukan sekadar cerita fiksi atau adegan dari film thriller; ini adalah kenyataan yang dihadapi oleh banyak selebriti di seluruh dunia. Penderita erotomania benar-benar yakin bahwa Anda mencintai mereka dengan mendalam, meskipun tidak ada interaksi atau bukti yang mendukung keyakinan mereka. Tindakan mereka bisa menjadi semakin intens dan mengganggu, menciptakan rasa takut dan ketidakamanan dalam kehidupan sehari-hari Anda. Anda mungkin merasa selalu diawasi, tidak nyaman di rumah sendiri, atau bahkan terpaksa mengubah rutinitas dan meningkatkan langkah-langkah keamanan. Situasi ini juga menimbulkan tekanan emosional yang besar, tidak hanya pada Anda tetapi juga pada keluarga dan orang-orang terdekat. Penguntitan oleh penderita erotomania bisa berdampak serius, menimbulkan ancaman bagi keselamatan pribadi, dan sering kali memerlukan intervensi hukum serta dukungan dari profesional kesehatan mental untuk menangani dampaknya.

Pengobatan: Jalan Menuju Pemulihan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline