Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Farras Arridlo

Mahasiswa 23107030127 UIN Sunan Kalijaga

Cinta yang Tersembunyi: Jendela Freud ke Dalam Alam Bawah Sadar Manusia

Diperbarui: 30 Mei 2024   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/

Cinta telah menjadi subjek yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sepanjang masa. Namun, untuk memahami dinamika yang kompleks di balik perasaan ini, kita bisa memperoleh pencerahan dari salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah psikologi, Sigmund Freud. Dalam pemikirannya yang mendalam tentang alam bawah sadar, teori kepribadian, dan psikoanalisis, Freud menawarkan wawasan yang memikat tentang bagaimana cinta dipahami dalam konteks psikologis.

1. Alam Bawah Sadar: Menggali Akar Emosi Cinta

Dalam perjalanan cinta, alam bawah sadar menjadi arena yang memainkan peran yang sering kali tidak terlihat namun sangat kuat. Di dalamnya tersembunyi pengalaman-pengalaman masa lalu yang mungkin telah terlupakan atau ditekan ke dalam bayangan oleh kesadaran kita. Trauma-trauma yang pernah kita alami, entah itu dari hubungan sebelumnya atau dari pengalaman-pengalaman hidup lainnya, bisa saja masih berdiam di sana, memengaruhi cara kita membentuk dan mempertahankan hubungan yang baru. Tidak hanya itu, harapan-harapan tersembunyi juga dapat merajut jaringan yang kompleks di dalam alam bawah sadar, menciptakan gambaran-gambaran ideal tentang bagaimana cinta seharusnya dirasakan dan diungkapkan. Namun, sering kali, perasaan-perasaan ini tidak tersentuh oleh kesadaran kita, tetapi tetap berperan dalam membimbing perilaku dan respons kita dalam hubungan. Dengan menyadari kekuatan yang terkandung di dalam alam bawah sadar, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang dinamika cinta dan membuka pintu untuk pertumbuhan pribadi dan hubungan yang lebih sehat.

2. Teori Kepribadian: Id, Ego, dan Super-ego dalam Hubungan Cinta

Dalam perjalanan cinta, konsep id, ego, dan super-ego oleh Freud menawarkan pemahaman yang mendalam tentang dinamika yang terlibat. Id, yang merupakan pangkal dari prinsip kenikmatan dan kesenangan, mewakili aspek nafsu dan hasrat yang muncul dalam hubungan romantis. Di balik tabir kesadaran, id menggerakkan kita untuk mengejar kepuasan dan gratifikasi, terkadang tanpa memperhatikan konsekuensi atau pertimbangan rasional.

Sementara itu, ego bertindak sebagai mediator antara id dan realitas eksternal. Sebagai penjaga kesadaran dan tanggapan terhadap kenyataan, ego memainkan peran penting dalam pengelolaan konflik yang muncul dalam hubungan. Dalam konteks cinta, ego membantu kita untuk menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan pribadi dengan kenyataan hubungan yang kompleks, sering kali memerlukan kompromi dan adaptasi.

Terakhir, super-ego, yang berkaitan dengan penilaian nilai dan norma, membawa dimensi moral ke dalam dinamika cinta. Super-ego memengaruhi standar-standar moral yang kita anut dalam hubungan, seperti kesetiaan, kejujuran, dan pengorbanan. Dalam beberapa kasus, super-ego bisa menjadi penengah antara keinginan nafsu id dan kenyataan yang dihadapi ego, membentuk dasar bagi konstruksi etika dan integritas dalam hubungan.

Dengan memahami peran yang dimainkan oleh id, ego, dan super-ego dalam dinamika cinta, kita dapat lebih sadar akan motivasi dan konflik internal yang mungkin mempengaruhi perilaku dan respons kita dalam hubungan romantis. Hal ini membuka jalan untuk refleksi diri yang lebih dalam dan pengembangan hubungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

3. Psikoanalisis: Memahami Lapisan Tersembunyi Dalam Cinta

Psikoanalisis Freud membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang lapisan-lapisan tersembunyi dalam cinta. Konsep asosiasi bebas, di mana pasien diminta untuk secara bebas menyampaikan apa pun yang terlintas dalam pikirannya, dan analisis impian, di mana mimpi dijelajahi untuk memahami pesan-pesan tersembunyi dari alam bawah sadar, adalah dua alat yang kuat dalam memecahkan misteri-misteri dalam hubungan romantis.

Melalui asosiasi bebas, kita dapat mengungkap harapan-harapan yang tidak terucapkan, keinginan-keinginan yang tersembunyi, dan ketakutan-ketakutan yang mungkin telah tertanam dalam pikiran kita tanpa kita sadari. Dalam konteks cinta, ini bisa mencakup harapan untuk hubungan yang lebih dalam, ketakutan akan penolakan, atau keinginan untuk memperoleh pengakuan dan penerimaan dari pasangan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline