Lihat ke Halaman Asli

Save Your IDR

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Save Your IDR

[caption id="" align="aligncenter" width="475" caption="Save Your IDR"][/caption]

Artikel ini ditulis bermula pada curhatan seorang teman, adalah teman dimana dia baru saja lulus dari pendidikan S1 nya. Sebagai seorang freshgraduate kami boleh dibilang sebagai masih mental-mental tempe dalam pengelolaan keuangan. Gaji yang kami dapat tiap bulannya selalu saja tak tersisakan, kami tinggal di kota besar kedua di Indonesia (red: Surabaya) kebutuhan hidup di kota ini masih tergolong bersahabat bagi kantong kami meskipun UMK disini masih tergolong rendah yaitu sampai artikel ini dituli hanya sebesar 1.7 juta. Katakanlah gaji temanku tidak jauh berbeda dari nominal yang saya sebut itu.

Pola hidup dikota sangatlah sulit untuk sekedar menyisihkan pendapatan kita untuk hanya sekedar menabung, ditambah lagi pergaulan kita, pola hidup kita yang konsumtif dan hedonis, ditambah semakin maraknya gadget-gadget yang lagi ngetrent, nongkrong-nongkrong di kafe setiap akhir weekend. Mungkin pola hidup seperti itu merupakan tuntutan sebagian dari kita yang tinggal di kota.

[caption id="" align="alignleft" width="400" caption="I Love Save Money"]

I Love Save Money

[/caption] Permasalahan yang ditimbulkan disini adalah, yaitu bagaimana pengelolaan keuangan khususnya bagi kita yang freshgraduate untuk menyisihkan sebagian kecil dari gaji kita untuk sekedar menabung. Hitung-hitung untuk biaya-biaya atau kebutuhan kita kelak, yah anggap saja kebutuhan kita 3 tahun yang akan datang. Hukum teori pengeluaran kita adalah seperti ini, semakin besar pendapatan yang kita terima, semakin besar pula pengeluaran yang akan kita tanggung. Kita manusia tidak akan jauh dari sifat satu ini, yaitu konsumtif bahkan dari sejak jaman dahulu kala. Kita bisa menguji nya pada pertengahan bulan, yaitu dengan cara mengecek saldo rekening anda apakah sudah menunjukkan koma atau sedang dalam permasalahan yang lebih serius, hehe. Lalu dengan apa kita mengakali nya? Sesungguhnya jawaban itu sudah ada didalam benak kita masing-masing. Hanya kita saja yang bisa menjalaninya saja.

Saya pribadi memasuki dunia pekerjaan selama 3 tahun terakhir ini telah mencoba beberapa atau bahkan berbagai macam gaya manajemen keuangan pribadi, hehe.

  1. Bikin lah semacam jurnal pengeluaran harian mu, yaitu dengan cara mencatat seluruh pengeluran mu tiap bulannya. Entah itu pengeluaran yang kecil seperti ngopi diwarung atau yang lebih besar, jangan ada yang lolos dari jurnal mu. Kalau bisa setia hari lakukan pengecekan apakah ada selisih yang terjadi antara uang yang ada didalam saldo & dompet kamu dengan apa yang telah kamu catat. Cara ini ampuh bisa mengevaluasi tiap bulannya barang apa saja yang harus kamu beli dan yang bisa kamu hindari, hitung-hitung meminimalisir pengeluaran-pengeluaran yang ada.

  2. Cara yang kedua ini cukup sederhana dan tidak banyak membuang waktu mu, yaitu siapkan lah 2 amplop kosong dan ketika hari gajian tiba pilah lah langsung menjadi 2 bagian, 1 untuk yang amplop A dan 1 nya lagi untuk amplop B. Yang membedakan amplop A dan amplop B yaitu pisah kan pengeluaran mu menjadi dua. Pengeluaran 1 untuk kebutuhan tetap kamu, dan amplop ke 2 untuk pengeluaran lain-lain seperti entertaint, nongkrong sama teman, biaya pacaran, hehe.

Pada pengeluran yang tetap biasa saya masukkan seperti:

  • Biaya Transport (termasuk bensin)

  • Uang makan saya sehari-hari

  • Tanggungan kredit motor (hehe, harap dimaklumi gan)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline