Dunia pendidikan saat ini sangat terguncang dengan ada pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia. Tak terkecuali Indonesia yang merasa ketar-ketir karena banyak hal-hal yang harus dipersiapkan dalam sistem pembelajaran baru pada pandemi yakni pembelajaran secara online.
Kemendikbud telah mempersiapkan siasat baru dalam menghadapi situasi pendidikan di kala seperti sekarang ini. Yakni dengan meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang salah satu programnya Kampus Mengajar (KM).
Kampus mengajar adalah program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar perkuliahan. Program yang diprioritaskan untuk mahasiswa minimal semester 5 ke atas agar dapat berkontribusi mengajar secara langsung ataupun secara daring di SD dan SMP yang ditentukan dalam membantu gerakan literasi, numerasi, administrasi dan adaptasi teknologi. Adapun program ini berlangsung selama 5 bulan terhitung dari Agustus sampai Desember 2021.
Dalam program ini penulis ditempatkan di SD Al Quran kota Bandung. SD ini adalah sekolah dasar swasta yang berpedoman pada nilai-nilai Islam dalam membetuk karakteristik siswa-siswi menjadi para penghafal Al-Quran dan tetap diimbangi dengan pendidikan formal pada umumnya.
Awal pelaksanaan program, penulis melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi dan kendala yang dialami kepala sekolah, guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan dan infomasi yang diberikan, pada awalnya proses pembelajaran berlangsung secara online setelah mendapat himbauan dari pemerintah akhirnya sekolah dapat melaksanakan pembelajaran secara blended atau campuran (offline dan online) dengan beberapa pertimbangan.
Selama program kampus mengajar penulis menjadi asisten guru untuk fokus mengajar di kelas 3 dengan program literasi dan numerasi. Kegiatan sehari-hari penulis yakni membantu guru dalam proses pembelajaran tematik (Matematika, bahasa Inonesia, PLH, SBdP,PKN, IPA dan IPS) namun tetap diintegrasikan literasi dan numerasinya.
Pada program literasi dan numerasi ini, penulis melakukan inovasi dengan menggunakan aplikasi pembelajaran seperti Quizizz, Kahoot, Canva, Youtube dan PPt. Adapun media-media tersebut digunakan dalam input materi agar lebih menarik serta sebagai evaluasi pembelajaran. Program lain yang telah dilaksanakan adalah pekan literasi. Pekan literasi, kegiatan yang dikhususkan bagi para siswa-siswi agar lebih menyadari pentingnya literasi dan menumbuhkan rasa kecintaan terhadap literasi.
Kegiatan pekan literasi dibagi menjadi tiga kelas besar, kelas 1 dan 2, 3 dan 4, serta 5 dan 6. Kegiatan kelas 1 dan 2 berupa pembelajaran menyimak dongeng dengan media youtube. Sedangkan kelas 3 dan 4, kegiatan yang dilakukan adalah mendongeng dan bermain peran dengan media youtube dan Canva PPt. Pada kelas 5 dan 6 kegiatanya berupa menonton dan berdiskusi tentang film pendek.
Selama pembelajaran ini adapun kendala yang dihadapi berupa malasnya siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui aplikasi zoom meeting dan masih ditemukan siswa yang belum lancar membaca.
Berdasarkan program dan kendala yang ditemui penulis berharap agar program kampus mengajar tetap ada dan hadir diseluruh Indonesia agar selalu ada inovasi pembelajaran terbaru sesuai kebutuhan zaman serta memantik mahasiswa agar memberikan kontribusi nyata pada dunia pendidikan dan masyarat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H