Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Farhan Syahputra

Mahasiswa universitas Nasional

Pembelajaran Modern

Diperbarui: 22 Juli 2022   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DALAM dua tahun terakhir, dunia pendidikan mengalami disrupsi yang begitu hebat dan masif. Dengan begitu, penyelenggara pendidikan dengan segala keterbatasan yang dimiliki harus mengkaji dan merumuskan ulang rencana dan hasil kerja yang selama ini—sebelum pandemi—dipandang sudah baik. 

Meskipun dihadapkan pada sejumlah persoalan terkait dengan kesiapan dan kapasitas guru dalam menghadapi situasi berbeda, keterbatasan daya dukung teknologi pembelajaran, kurikulum, dan perangkat pembelajaran lainnya, siswa harus tetap dibimbing/belajar.

Akibatnya, pembelajaran 'terpaksa' dilaksanakan secara nonkonvensional dalam format daring dan luring (terbatas) dan dengan materi kurikulum yang sudah dipangkas karena sempitnya waktu yang tersedia dan kendala teknis lainnya. 

Dalam kondisi semacam itu tentunya sulit dihindarkan terjadinya berbagai penafsiran kurikulum yang digunakan; akibatnya, diskrepansi kualitas pembelajaran siswa pada setiap sekolah tampak nyata.

Hikmahnya, pandemi bukan hanya menyajikan potret suram pada hampir semua jenjang pendidikan; sebaliknya, kejadian itu ternyata juga berhasil mendorong banyak perubahan pada kalangan guru dan manajemen sekolah dalam mengelola pembelajaran. 

Pengelola pendidikan (manajemen dan guru) 'dipaksa' untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif (dengan bantuan teknologi) mencari solusi yang tepat sehingga penyelenggaraan pendidikan dapat terus berlangsung sesuai dengan harapan.

Sekolah dengan sumber daya yang tersedia telah berhasil merumuskan ulang kurikulum yang digunakan dan mengkaji relevansinya dengan kebutuhan siswa kekinian dan karier pendidikan mereka ke depan. 

Pengetahuan dan keterampilan dalam kurikulum dikaji ulang, diseleksi, dan pembelajaran difokuskan hanya pada bagian paling esensial (dipandang dari segi konsep, gagasan, dan proses) dan bermakna sehingga dapat menunjang karier pendidikan siswa sesuai dengan kebutuhan abad ke-21.

Metode pembelajaran disajikan dengan sangat beragam dan menantang, seperti portofolio, proyek, dan dikerjakan secara kolaboratif. 

Sementara itu, penilaian yang diselenggarakan lebih diorientasikan pada penilaian kinerja dan bersifat formatif, yaitu bertujuan untuk perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran siswa. 

Semangat perubahan itu dalam situasi apa pun hendaknya dapat terus dipelihara, dikembangkan, dan ditingkatkan kualitasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline