Lihat ke Halaman Asli

Proses Pembuatan Sabun Padat dari Minyak Kelapa dengan Metode Saponifikasi

Diperbarui: 20 April 2023   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sabun adalah produk yang sudah sangat familiar di dalam kehidupan kita sehari-hari. Produk ini biasa digunakan untuk membersihkan tubuh, mencuci pakaian, dan membersihkan peralatan rumah tangga. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sabun pun sangat bervariasi, salah satunya adalah minyak kelapa. Minyak kelapa adalah salah satu bahan alami yang banyak digunakan dalam pembuatan sabun karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kulit. Minyak kelapa mengandung asam laurat, asam kaprilat, dan asam kaprat yang dapat membantu melindungi kulit dari iritasi dan infeksi. Selain itu, minyak kelapa juga mengandung vitamin E yang dapat membantu menjaga kelembaban dan elastisitas kulit. Pembuatan sabun adalah proses mengubah bahan mentah seperti minyak nabati atau hewan dan larutan alkali menjadi sabun. 

Proses ini melibatkan reaksi kimia yang disebut saponifikasi, di mana lemak atau minyak dicampur dengan alkali seperti soda api atau kalium hidroksida untuk membentuk garam alkali, yaitu sabun. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk proses panas, proses dingin, dan proses campuran.

Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun dari minyak kelapa. Alat yang digunakan berupa timbangan, panci, termometer, pengaduk kayu, cetakan sabun. Bahan yang digunakan adalah Minyak kelapa, sodium hydroxide (NaOH), air, essential oil (opsional), pewarna (opsional). 

Langkah pertama dalam pembuatan sabun adalah meimbang minyak kelapa yang akan digunakan. Hitung berapa banyak sodium hydroxide (NaOH) yang dibutuhkan sesuai dengan resep yang akan digunakan. Campurkan sodium hydroxide (NaOH) dengan air dalam panci. Pastikan tercampur dengan air baik. Pastikan juga konsentrasi sodium hydroxide (NaOH) tidak terlalu kuat agar tidak merusak minyak kelapa. Panaskan minyak kelapa dalam panci hingga suhu mencapai sekitar 40-50 derajat Celsius. Tuangkan campuran sodium hydroxide (NaOH)  dan air ke dalam minyak kelapa sambil terus diaduk dengan pengaduk kayu. Aduk campuran tersebut dengan terus-menerus sampai campuran tersebut mulai mengental seperti selai. Hal ini biasanya memakan waktu sekitar 20-30 menit. Tambahkan essential oil atau pewarna jika diinginkan, aduk rata. Tuangkan campuran tersebut ke dalam cetakan sabun dan biarkan dingin selama 24 jam. Setelah sabun mengeras, keluarkan dari cetakan dan biarkan selama 4-6 minggu untuk mengering dan mengeras dengan sempurna.

Selama proses pencampuran, reaksi saponifikasi terjadi di mana asam lemak dalam minyak kelapa bereaksi dengan natrium hidroksida dan membentuk senyawa kimia baru yang disebut sabun. Setelah reaksi selesai, campuran sabun dan gliserol didinginkan dan dipotong-potong. Kemudian, sabun yang terbentuk dicuci dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa natrium hidroksida dan bahan-bahan sampingan lainnya. Setelah proses pencucian selesai, sabun yang dihasilkan dikeringkan dan dijadikan dalam bentuk batangan atau potongan-potongan kecil. Hasil yang didapatkan dari pembuatan sabun dari minyak kelapa adalah sabun yang memiliki sifat pembersih yang baik, busa yang melimpah, dan daya tahan yang cukup lama. Selain itu, sabun yang dibuat dari minyak kelapa memiliki banyak manfaat untuk kesehatan kulit. Minyak kelapa kaya akan asam lemak dan antioksidan yang baik untuk menjaga kesehatan kulit dan memperlambat penuaan. Sabun yang dibuat dari minyak kelapa juga dikenal memiliki sifat antibakteri dan antijamur yang dapat membantu melindungi kulit dari infeksi dan iritasi. Secara keseluruhan, pembuatan sabun dari minyak kelapa melalui metode saponifikasi adalah proses yang relatif mudah dan menghasilkan sabun berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Sabun yang dihasilkan juga memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan kulit dan dapat membantu melindungi kulit dari infeksi dan iritasi.

Sabun padat lebih ramah lingkungan daripada sabun cair karena tidak memerlukan kemasan plastik yang besar dan tidak menghasilkan limbah plastik yang berlebihan. Sabun padat umumnya lebih tahan lama daripada sabun cair, karena lebih sulit larut dalam air dan tidak mudah terbuang. sabun padat cenderung lebih terjangkau dan mudah ditemukan di toko-toko. Namun, ada juga beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih sabun padat, seperti sabun padat bisa lebih sulit diaplikasikan di daerah yang sulit dijangkau atau di kulit yang kering dan sensitif.  Oleh karena itu, sebelum memilih sabun padat, penting untuk memperhatikan bahan dan formula yang digunakan, serta memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit dan preferensi pribadi.

Baca Selengkapnya !!

https://www.academia.edu/s/b0173b91b5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline