Lihat ke Halaman Asli

Pedagang Kopi Keliling Antara Kebutuhan dan Keterpaksaan

Diperbarui: 16 Juni 2022   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keadaan sekarang ini membuat semua orang menjadi sulit dalam menghidupi kebutuhan hidup keluarga serta diri sendiri maka dari itu semua orang berlomba mencari pemasukan agar bisa membutuhi kebutuhan dapur. Mohamad Maksun, mengayuh dan kadang menuntun perangkat transportasinya yang juga berfungsi sebagai 'toko bergerak' rata-rata 10 jam setiap hari.
 

Keyakinan dia setiap orang mempunyai rezeki menjadi motivasi bagi diri nya apapun terjangan yang di lalui saat mencari rezeki enggan membuat semangat nya luntur sedikitpun.

"Modalnya semua Rp1,5 juta untuk kopi, termos, segala macam dan sepeda, saya berjualan asongan seperti ini sejak pandemi melanda karena saya mempunyai keluarga untuk dinafkahi" katanya ketika ditemui di Taman Suropati, salah satu tempat rekreasi di Jakarta Pusat.

Dalam satu hari, penghasilan kotor pedagang asongan ini Rp150.000 dan bila sudah dipotong pengeluaran untuk belanja maka ia mengantongi untung antara Rp30.000-Rp50.000 Perhitungannya, setiap satu gelas kopi, satu gelas teh atau sari jeruk yang dijual, Mohamad Makmun untung Rp1.000. Artinya, laku 30 gelas, berarti untung Rp30.000.
 

Coba kita bayangkan tenaga yang sudah kita keluarkan mengayuh sepeda berkilo-kilo meter tak setimpal dengan keuntungan yang kita dapat tetapi tuhan sudah mengatur rezeki itu semua.

" Ya abis mau gimana lagi dari pada saya tidak bisa membutuhi kebutuhan hidup mau tidak mau saya harus berdagang mencari uang memang sulit diartikan ketika kita punya keinginan tetapi keadaan punya kenyataan " Tuturnya.

Sumber: Pedagang Sepeda Keliling 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline