Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Faqih Jaelani

MAHASISWA PRODI PBSI UNISSULA

Pemimpin yang Bijaksana

Diperbarui: 14 Januari 2022   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dr. Ira Alia Maerani (Dosen FH Unissula)

Penulis : Muhammad Faqih Jaelani (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unissula Angkatan 2021)

Pemimpin merupakan komponen penting dalam sebuah wadah. Tanpa pemimpin tidak akan tercapai tujuan bersama. Sebuah syair Arab menyatakan, "Islam tak akan kuat tanpa adanya jama'ah, tak akan ada jama'ah tanpa adanya pemimpin, tak bisa disebut pemimpin tanpa ketaatan, dan tak ada ketaatan melainkan taat kepada Tuhan."

Seorang pemimpin yang baik hendaknya mempunyai keyakinan dan ketaatan yang kuat sebagai pondasi jiwa, berperilaku baik dalam sudut pandang manapun, mampu merangkul banyak orang guna terciptanya persatuan yang kuat, memutuskan suatu perkara dengan musyawarah, dan berlaku adil tanpa pandang bulu.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menjelaskan yang artinya, "Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, dimana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanah sebagai pemimpin." (HR. Muslim).

Maka penting bagi kita sebagai pemimpin untuk memahami hal-hal yang semestinya disandang sebagai seorang pemimpin. Hal-hal yang diperlukan dalam kepemimpinan meliputi dua, yaitu jiwa dan raga. 

Jiwa, kita belajar taat, selalu berprasangka baik kepada Tuhan, mental yang kuat, dan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan untuk direalisasikan. Sedangkan raga, kita belajar bergerak aktif ke lapangan, merangkul semua komponen demi terciptanya persatuan dan kesatuan yang utuh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline