Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fandholi

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Inovasi Menarik! Mahasiswa UNNES GIAT 10 Mengolah Serai Menjadi Obat Nyamuk Alami

Diperbarui: 19 Januari 2025   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa UNNES GIAT 10 di Posyandu bersama warga Gading Wetan

Para Ibu yang hadir dalam kegiatan Posyandu Sari Dele 4 Dukuh Gading Wetan Desa Bono, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten terlihat begitu antusias pada Kamis pagi (09/01). Usai mengikuti rangkaian pemeriksaan kesehatan untuk balita di posyandu, mereka tidak langsung meninggalkan lokasi. Sesuai arahan dari Parini selaku bidan Desa Bono, belasan ibu sambil 'momong' buah hati mereka duduk dengan santai untuk mengikuti acara sosialisasi dan praktik pembuatan semprotan anti nyamuk berbahan dasar tanaman serai. Acara bertajuk Inovasi Ramah Lingkungan: Pemanfaatan Serai sebagai Obat Nyamuk dan Serangga Alami ini merupakan ide dari mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang tengah menjalani KKN di Desa Bono sebagai salah satu dari program kerja wajib berupa penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan masyarakat.

Beberapa minggu sebelumnya, tepatnya pada 17 Desember 2024 tim UNNES GIAT 10 telah melaksanakan sosialisasi terkait bahaya demam berdarah dengue. Dalam acara ini terdapat saran dari kader posyandu yang menjadi audiens untuk menindaklanjuti pembahasan mengenai topik tersebut dengan membuat semacam formula pengusir nyamuk. Di sisi lain, Desa Bono dikenal memiliki lahan yang cocok untuk tumbuh kembang tanaman pertanian dan perkebunan. Terlebih di sepanjang jalan menuju Dukuh Doyo terlihat rentetan tanaman serai yang tumbuh dengan rimbun. Tanaman serai sendiri diketahui mengandung khasiat mampu mengusir serangga khususnya nyamuk lantaran didalamnya terdapat senyawa bernama citronella. Dari sinilah kemudian tercetus ide dari kelompok mahasiswa yang tergabung dalam tim UNNES GIAT 10 untuk membuat semprotan antinyamuk dari ekstrak tanaman serai.

Proses Pembuatan Semprotan Antinyamuk dari Serai

Acara ini dimulai dengan penjelasan sederhana tentang tanaman serai serta manfaatnya sebagai bahan alami pengusir nyamuk dan serangga yang dipandu oleh Rizki Bayu Nugraha, Mahasiswa Jurusan Manajemen UNNES. Setelahnya, Fathul Malik Al-Majid yang berasal dari Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UNNES memperagakan bagaimana cara membuat semprotan antinyamuk dari serai yang dibantu oleh salah satu ibu yang hadir. Adapun proses pembuatan semprotan antinyamuk dari serai cukup sederhana. Batang serai yang telah dicuci dipotong kecil-kecil lalu dimasak dalam air mendidih. Setelah matang air rebusan serai didiamkan selama kurang lebih 24 jam hingga proses ekstraksi berjalan sempurna. Ekstrak serai dalam panci kemudian disaring untuk memisahkan cairan yang akan dipakai dari potongan serai. Langkah terakhir yaitu mengisi botol semprotan (sprayer) dengan hasil ekstrak serai yang tidak lupa ditambah dengan sedikit cairan alkohol. Tujuan dari penambahan cairan alkohol ini adalah agar semprotan antinyamuk dari serai dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pada akhir acara dilakukan pembagian sekitar 30 botol semprotan kepada para ibu yang hadir dan kepada semua kader posyandu.

Produk Obat Antinyamuk dan Serangga dari Serai yang Dikemas Praktis dalam Botol Sprayer

Output dari kegiatan ini berupa semprotan dari serai yang dikemas dalam botol sprayer mendapatkan tanggapan yang baik dari warga. Salah satu ibu yang hadir menjelaskan bahwa selain dapat mengusir nyamuk, ekstrak yang dihasilkan dari serai juga mempunyai aroma wangi yang khas. Respon yang positif juga diberikan oleh Parni selaku bidan sekaligus ketua kader Posyandu Sari Dele Desa Bono. "Kami mengucapkan terima kasih kepada tim KKN UNNES yang sudah terlibat di Desa Bono khususnya di bidang kesehatan. Yang sudah memberikan penyuluhan tentang demam berdarah serta pembuatan obat nyamuk yang alami dari bahan herbal yaitu daun serai", Ujar Parni saat ditemui di sela-sela kegiatan posyandu Dukuh Kadut pada Jumat (10/01).

Dengan terlaksananya acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga Desa Bono pada bidang kesehatan. Terutama untuk tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka. Proses pembuatan dan pembagian semprotan antinyamuk dari bahan serai juga diharapkan dapat menjadi pemantik bagi masyarakat untuk terus mencetuskan ide-ide kreatif berbasis kearifan lokal dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline