Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fajariansyah

Mahasiswa UIN RADEN FATAH PALEMBANG

Apatis Politik atau Realitas Pahit? Menakar Faktor-Faktor yang Mendorong Rendahnya Minat Berpolitik pada Generasi Muda Indonesia.

Diperbarui: 8 Juni 2024   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : Microsoft Bing


Generasi muda Indonesia seringkali dianggap kurang tertarik dalam urusan politik. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat generasi muda memiliki peran penting dalam menentukan arah masa depan bangsa. Namun, sebelum menyalahkan apati politik, perlu bagi kita untuk memahami faktor-faktor yang mendorong rendahnya minat berpolitik pada generasi muda Indonesia.

Salah satu faktor utama yang mendorong rendahnya minat berpolitik pada generasi muda adalah kurangnya pendidikan politik yang memadai. Pendidikan formal di sekolah-sekolah seringkali tidak memberikan pemahaman yang cukup tentang sistem politik, demokrasi, dan peran serta hak-hak warga negara. Hal ini membuat generasi muda kurang mampu untuk memahami pentingnya keterlibatan dalam politik dan bagaimana cara berpartisipasi secara efektif.

Selain itu, media sosial juga memainkan peran dalam menurunkan minat berpolitik pada generasi muda. Meskipun media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan informasi politik, namun seringkali informasi yang disajikan cenderung tidak terverifikasi dan penuh dengan konten negatif yang dapat menimbulkan rasa pesimisme terhadap dunia politik.

Tak hanya itu, rendahnya kepercayaan terhadap para pemimpin politik juga menjadi faktor yang mendorong apati politik pada generasi muda. Skandal korupsi, elitisme, dan ketidak mampu para pemimpin untuk memberikan solusi konkret atas permasalahan yang dihadapi masyarakat membuat generasi muda kehilangan kepercayaan terhadap institusi politik.

Selain faktor internal, faktor eksternal juga turut berperan dalam rendahnya minat berpolitik pada generasi muda. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, banyak generasi muda lebih fokus pada mencari pekerjaan dan mencari nafkah dari pada terlibat dalam urusan politik yang dianggap jauh dari kepentingan sehari-hari.

Menurut penelitian dan survei, ada sejumlah faktor yang menyebabkan Generasi Muda Indonesia tidak terlalu tertarik pada politik.

 

  • Ketidakminatan terhadap Pencalonan Politik: Survei dari "Centre for Strategic and International Studies (CSIS)" menunjukkan bahwa mayoritas kaum muda tidak memiliki keinginan untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif atau kepala daerah. Hanya 14,6% responden yang memiliki keinginan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan 14,1% yang ingin menjadi kepala daerah. Mayoritas, yaitu 84,7%, tidak memiliki keinginan mencalonkan diri sebagai anggota DPR/DPRD dan 85,2% tidak ingin menjadi kepala daerah. 

Faktor ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kurangnya minat terhadap politik, persepsi negatif terhadap dunia politik, atau ketidak percayaan pada sistem politik. 

  • Keterbatasan Dana: Riset menunjukkan bahwa minimnya dana merupakan salah satu alasan anak muda enggan berpolitik. Terutama bagi mereka yang ingin mencalonkan diri, biaya kampanye dan logistik politik bisa menjadi hambatan signifikan. Keterbatasan dana juga mempengaruhi partisipasi dalam organisasi politik. 

Hanya 21,6% responden yang mengikuti organisasi kepemudaan, dan hanya 1,1% yang mengikuti partai politik.

  • Kurangnya Kesadaran Politik: Survei nasional Kompas menangkap rendahnya minat dan kepedulian generasi muda pada politik. Beberapa faktor yang memengaruhi termasuk akses pada kalangan elite politik dan kurangnya kesadaran politik.

Anak muda perlu memiliki pemahaman lebih mendalam tentang politik dan peran mereka dalam proses demokrasi.

  • Faktor Ekonomi dan Sosial: Kondisi ekonomi yang sulit, tingginya tingkat pengangguran, ketidakadilan dalam distribusi pendapatan, dan kesulitan memperoleh perumahan yang terjangkau dapat mempengaruhi pandangan politik generasi milenial.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline