Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Faizullah Pasha

Mahasiswa Teknik Mesin

Sosialisasi Penggunaan Mesin Pencacah Rumput untuk Meningkatkan Produktivitas Perternakan Sapi Desa Mulyorejo Kecamatan Ngantang

Diperbarui: 9 November 2023   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Penggunaan Mesin Pencacah Rumput/dokpri

Peternakan sapi merupakan sektor yang paling potensial di Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Sapi perah merupakan jenis sapi yang paling banyak diternak yang menghasilkan susu. Permasalahan peternak di Desa ini adalah rendahnya produktivitas susu karena manajemen pakan yang kurang terkontrol dan sisa pakan yang terlalu banyak yang menjadi limbah. 

Permasalahan tersebut dianggap akan menimbulkan permasalahan lain dikemudian hari, dalam hal tersebut sebagai mahasiswa sudah seharusnya turut aktif untuk melakukan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di luar kelas yaitu pengabdian kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. 

Implementasi penggunaan alat di masyarakat dimulai dari sosialiasi sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang yang akan turun langsung dalam penggunaan alat di peternakan Kecamatan Ngantang

Proses produksi TTG dilakukan berdasarkan kebutuhan yang dibutuhkan mitra dalam hal ini adalah Masyarakat Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, sehingga proses desain hingga manufaktur disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta kondisi lapangan untuk mencapai tujuan yang diinginakan. Produk TTG yang telah selesai diproduksi dan siap diimplementasikan seperti pada gambar dibawah.

Alat Pencacah Rumput/dokpri

PPenggunaan mesin pemotong rumput dengan teknologi tepat guna (TTG) dinilai dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan produktivitas yang dihadapi petani. TTG diformulasikan untuk mengolah pakan  sapi yang dapat berdampak pada peningkatan produksi susu. Teknologi yang dimaksud adalah mesin pemotong rumput. 

Pemotong rumput merupakan teknologi  yang pertama kali diterapkan karena  pakan  lebih halus sehingga sapi  mudah mengolahnya. Selain itu penggunaan alat perajang dapat menjadi bahan pengenalan dalam pembuatan silase atau mencampurkannya dengan bahan pakan  lain untuk mempermudah pekerjaan. 

Rendemen dan kualitas susu yang dihasilkan disebabkan oleh gizi yang kurang akibat pemberian pakan yang tidak terkontrol. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran akibat model pertanian tradisional dalam meningkatkan pendapatan melalui investasi teknologi menjadi faktor yang mempengaruhi produktivitas susu. 

Terbukti hampir 95% peternak di Desa Mulyorejo tidak menggunakan teknologi terkini dan tidak mengetahui praktik untuk menjamin hasil dan kualitas susu yang dihasilkan. Selain itu, banyak makanan yang terbuang karena sapi tidak dapat mengolahnya. Petani memberikan rumput sebagai makanan utama tanpa memotongnya sehingga menyebabkan sisa makanan menjadi sampah, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Limbah Pakan Ternak Sebelum Menggunakan Mesin Pencacah/dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline