Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Faizullah Pasha

Mahasiswa Teknik Mesin

Eksplorasi Kerja Sama Riset Internasional dengan Thailand: Kunci Keberlanjutan Pengembangan Inovasi di Masa Depan

Diperbarui: 7 November 2023   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Sanjay Mavinkere Rangappaber./dokpri

Universitas Negeri Malang (UM) terus berkomiten dalam implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya penelitian dan pengembangan. Implemetasi tersebut merupakan ikhtiar UM untuk terus berkontribusi dalam pengembangan keilmuan bidang keteknikan. Upaya tersebut diimplementasikan dalam Kerja sama Internasional (KI) PNBP UM 2023. PNBP UM merupakan program pendanaan penelitian dan pengabdian oleh LP2M UM setiap tahunnya yang memberikan fasilitas bagi civitas akademika UM untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Skema Kerjasama Internasional menjadi salah satu skema unggulan yang memberikan kesempatan bagi dosen untuk berkolaborasi dengan peneliti di luar negeri sekaligus berkegiatan di sana. Selain itu, skema tersebut bertujuan untuk mendukung peringkat UM di tingkat internasional dan mendukung indikator kinerja utama (IKU) Universitas yang ada di Indonesia.

Salah satu civitas akademika yang merupakan tenaga pendidik Universitas Negeri Malang Prof. Dr. Andoko, S.T., M.T. turut serta mengikuti kegiatan tersebut dan berhasil mendapatkan hibah penelitian dari PNBP tahun 2023 dalam bentuk Kerja sama Internasional, hibah penelitian tersebut merupakan skema Kerjasama dengan Dr. Sanjay Mavinkere Rangappa , salah satu peneliti yang ada di King Mongkut's University of Technology North Bangkok. Dr. Sanjay Mavinkere Rangappa merupakan peneliti senior dari King Mongkut's University of Technology North Bangkok, Thailand pada bidang natural fiber composites yang memiliki H-Indeks scopus 62 dan h-index google scholar 69.

Prof. Dr. Andoko, S.T., M.T./dokpri

Penelitian yang dilakukan keduanya berupa pengembangan serat alami sebagai pengganti serat sintesis karena sifatnya yang biodegrabilitas, ketersediaan melimpah, non abrasif, bebas racun, mudah terurai, dan tidak menimbulkan emisi. Dalam hal ini, serat walikukun dipilih sebagai sumber serat alami karena kandungan selulosanya yang tinggi. Komposisi selulosa yang tinggi dibutuhkan dalam meingkatkan sifat mekanik komposit. Penelitian ini difokuskan pada perlakuan serat walikukun yakni alkalisasi sehingga diperoleh serat yang memiliki ikayan mekanis antar matriks lebih kuat.

Serat Walikukun Sebelum Alkalisasi/dokpri

Serat Walikukun Setelah Alkalisasi/dokpri

Hasil penelitian menyebutkan bahwa, perlakuan alkali pada serat walikukun dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia, mekanik, termal yang lebih baik sehingga dapat digunakan sebagai bahan penguat komposit polimer. Penelitian dilakukan di laboratorium material maju UM dan lab material King Mongkut's University of Technology North Bangkok. kerjasama ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi internasional sehingga kuantitas dan kualitas penelitian semakin meningkat dan bermanfaat bagi masyarakat umum.  

Dikatakan Prof. Dr. Andoko, S.T., M.T., Kerja sama Internasional seperti ini diharapkan akan menjadi dorongan bagi civitas akademika lainnya untuk mengeksplorasi sumber daya dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas penelitian di tahun yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline