Sampah merupakan permasalahan yang ada di Indonesia termasuk Dusun Jambu, terutama sampah plastik. Kepala Dusun Jambu, Kuwat, mengatakan bahwa masyarakat di sini (Dusun Jambu) kurang sadar dalam hal memelihara lingkungan terutama dalam hal pengelolaan sampah karena kurangnya wawasan ilmu pengetahuan mengenai bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga khususnya sampah plastik menjadi suatu produk yang bisa digunakan sendiri dan bisa dijual. Dengan adanya permasalahan tersebut kelompok KKN 101 menjadikan permasalahan tersebut menjadi salah satu Program utama, yakni "Upaya Peningkatan Kebersihan Lingkungan Masyarakat Dusun Jambu Melalui Pengelolaan Limbah Rumah Tangga". Meskipun Sampah rumah tangga sudah terorganisir dalam pembuangan ke TPU dan masyarakat hanya membayar iuran sebesar Rp. 10.000 per bulan. Namun masih belum dilakukan pemilahan antara sampah organic dan non- organik. Sehingga semua sampah yang terkumpul langsung di buang ke TPU tanpa adanya pemilahan. Dengan demikian Kelompok KKN 101 mempunyai program kegiatan pengelolaan limbah rumah tangga menjadi kerajinan dengan tujuan untuk memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi bahan yang bernilai dan dapat di jual. Limbah yang akan di olah menjadi kerajinan berupa kantong plastik, sampah sachet, dan berbagai macam limbah rumah tangga yang berasal dari plastik. Harapan dari pelatihan ini adalah limbah rumah tangga di Dusun Jambu dapat bermanfaat kembali, selain itu kondisi lingkungan di Dusun jambu akan lebih bersih.
Pada 16 Agustus 2019, pelatihan pembuatan polybag dimulai dan dihadiri oleh ibu-ibu PKK yang berjumlah 21. Pelatihan yang diberikan kepada masyarakat adalah pembuatan polybag dari kantong plastik bekas. Peserta pelatihan masing-masing membawa bahan-bahan yang harus disiapkan seperti plastik bekas, setrika, ,gunting,alas setrika ,kaleng bekas dan kertas minyak. Pemateri menyampaikan cara pembuatan polybag yang kemudian diikuti oleh para peserta pelatihan yakni pertama-tama peserta menyiapkan kertas minyak yang sudah dibagi menjadi dua bagian yang nantinya akan digunakan sebagai alas plastik, kemudian setrika yang sudah dipanaskan digosokan di bebera plastik bekas yang sudah ditumpuk beberapa lapis yang sama ukurannya di atas alas setrikaan kemudian ditumpuk dengan kertas minyak agar tidak menempel antara setrika dengan pastik kemudian plastik yang sudah membaur dan menyatu setelah digosok dengan setrika kemudian dibentuk sesuai dengan bentukn kaleng lalu lipat bagian bawah ujung plastik lipat untuk menutup bentuk kaleng sehingga jadilah polybag.
Tidak hanya membimbing peserta pelatihan dalam pembuatan polybag pemeteri juga menyampaikan bahwa dengan pengelolaan plastik bekas setidaknya kita dapat mengurangi dalam menyumbang sampah plastik yang jumlah nya 16% dari jumlah sampah yang sebenarnya dapat diolah kembali dan dimanfaatkan menjadi barang yang berguna. Dengan adanya pengelolaan sampah plastik bekas ini diharapkan adanya perubahan perilaku masyarakat yang tidak lagi melihat plastik sebagai sampah, tapi sebagai sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi. Sampah plastik menjadi salah satu perhatian besar di dunia karena dampak negatif yang dihasilkan. Salah satu dampak negatif tersebut mencemari ekosistem laut dan sulit untuk diurai. Saat ini Indonesia menduduki peringkat dua penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok. "Oleh sebab itu Kelompok 101 berharap KKN-UMY mendorong pengurangan limbah plastik rumah tangga dimulai dari Dusun jambu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H