Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fahrudin

Mahasiswa taat

Sejarah dan Pemikiran Akidah dan Politik

Diperbarui: 2 Januari 2024   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejarah, Pemikiran Akidah, dan Politik Islam Syi'ah


Islam Syi'ah, yang juga dikenal sebagai Imamat Syi'ah, memiliki sejarah yang panjang dan mengalami perkembangan dalam beberapa tahun terakhir M. Sebelum terjadinya Imamat Syi'ah, Ali bin Abi Tholib, yang dikenal sebagai zul fiqar (pengawas) Nabi Muhammad SAW, mengalami perbedaan dalam mengangkat dan pemikiran dengan kelompok umat Islam laiSejarah Dan Pemikiran Akidah Dan Politiknnya.

Perbedaan ini menjadi dasut dalam pemikiran tentang Imamah Syi'ah dan mengarah pada perkembangan politik dan ideologi yang berasal dari kelompok ini.
Sejarah Imamat Syi'ah
Imamat Syi'ah pertama kali muncul bersamaan Ali bin Abi Tholib dan setelah terjadinya tahkim Setiap kali Ali berhubungan dengan masyarakat, mereka semakin mengagumi bakat-bakat, kekuatan beragama, dan ilmunya.
Setelah kematian Ali, Imamat Syi'ah menjadi lebih terpusat dan berkembang di berbagai daerah Islam.
Pemikiran Akidah dan Politik Islam Syi'ah
Pemikiran politik Islam Syi'ah memiliki beberapa karakteristik, seperti:


1. Pemisahan politik dari agama: Imamat Syi'ah menekankan pemisahan antara politik dan agama, dan memanggil politik secara spesifik sebagai syarat Islam.
2. Pemimpinan oleh imam: Imamat Syi'ah memiliki konsep pemimpinan oleh imam, yang dianggap sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW dan memiliki tanggung jawab untuk mengarah dan mengendalikan masyarakat.
3. Pemikiran tentang Imamah: Imamat Syi'ah menegaskan peran pentingnya Imamah dalam pemikiran politik dan kehidupan masyarakat. Mereka memiliki doktrin tentang al-'ismah, al-taqiyyah, al-mahd, dan al-raj'ah sebagai bagian integral dari pemikiran tentang Imamah.
4. Pengikutan dan partisan: Imamat Syi'ah memiliki sejarah yang meliputi perkembangan dan pengikutan dari berbagai kelompok masyarakat dan pemilik dalam perjuangan politik dan revolusi di berbagai negara, termasuk Iran dan Indonesia.


Dialektika Sunni dan Syi'ah dalam Pemikiran Politik Islam:


Dalam pemikiran politik Islam, terdapat dialektika antara Sunni dan Syi'ah. Sunni merujuk pada kelompok Muslim yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, sementara Syi'ah merujuk pada kelompok Muslim yang mengikuti pemikiran dan pengikutan Imamat Syi'ah.
Dalam konteks politik Islam, perbedaan dalam pemikiran politik ini menjadi perhatian, terutama dalam perkembangan politik di negara-negara beradab Islam, seperti Iran dan Indonesia.

Dalam konteks politik Islam, perbedaan dalam pemikiran politik ini menjadi perhatian, terutama dalam perkembangan politik di negara-negara beradab Islam, seperti Iran dan Indonesia.Imamat Syi'ah menjadi idola bagi para pemuda sebagai ideologi revolusioner ditengah kebekuan ideologi bangsa Islam, dan mempengaruhi perubahan dalam tata perpolitikan dunia internasional.

Dalam pemikiran politik Islam, perbedaan dalam pemikiran politik ini menjadi perhatian, terutama dalam perkembangan politik di negara-negara beradab Islam, seperti Iran dan Indonesia. Imamat Syi'ah menjadi idola bagi para pemuda sebagai ideologi revolusioner ditengah kebekuan ideologi bangsa Islam, dan mempengaruhi perubahan dalam tata perpolitikan dunia internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline