Lihat ke Halaman Asli

KKN Universitas Budi Luhur: Mengurai Tersesat dan Banjir di Desa Bojongkasih

Diperbarui: 7 Maret 2024   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Terlihat dari kejauhan di tengah desa Bojongkasih, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur. Kelompok mahasiswa KKN Universitas Budi Luhur terlihat bergerak dan siap membawa perubahan.

Mereka bukan sekadar membawa semangat, tetapi juga membawa solusi untuk dua masalah yang menghantui desa ini: navigasi yang rumit bagi wisatawan yang ingin menemukan keajaiban di Desa Bojongkasih, serta genangan air yang mengancam ketika hujan melanda.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Budi Luhur dibawah bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan, Rismawandi, S.E., M.Akt., terdiri dari 30 mahasiswa yang terbagi menjadi 3 kelompok (61, 62, 63) telah berhasil menjalankan program kerjanya di Desa Bojongkasih yang dimulai sejak 17 Februari 2024 hingga selesai pada 3 Maret 2024 atau selama 2 minggu dengan semangat dan dedikasi yang luar biasa.

Dokumen Pribadi

Khususnya program kerja yang dilakukan oleh kelompok 62 yang menawarkan solusi dengan membuat plang arah dan memasang biopori di daerah pemukiman warga yang rawan tergenang ketika hujan turun.

Dokumen Pribadi

Aksi ini tidak dilakukan tanpa alasan, melainkan sebagai respons terhadap kesulitan yang dihadapi oleh wisatawan yang sering tersesat, memaksa mereka untuk memutar jalur dengan jarak yang jauh dan medan yang sulit menuju Curug Ciastana, serta untuk mengurangi kecemasan warga terhadap genangan air yang semakin meningkat setiap kali hujan turun.

Dokumen Pribadi

Program kerja yang pertama adalah pembuatan plang arah. Plang arah ini akan mengarahkan wisatawan untuk menggunakan jalur yang lebih singkat dengan medan yang cukup lebih mudah dari jalur sebelumnya. Tidak hanya ke curug, plang ini juga memberi arah ke Kantor Desa Bojongkasih, Pos Kesehatan Desa Bojongkasih, dan SMP Al-Inayah Bojongkasih serta tersebar di 4 titik persimpangan. Plang arah ini menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti bambu dan aluminium yang mana aluminium adalah bahan yang dapat didaur ulang.

Dokumen Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline