Nama Penulis : Muhammad Fahmi Abdulhafizh
Pancasila merupakan identitas bangsa Indonesia yang menjadi ciri dan pembeda dari bangsa-bangsa lain. Para founding father merumuskan Pancasila sebagai cita-cita atau tujuan akhir bangsa Indonesia sehingga sifatnya akan tetap konstan dan menjadi dasar, pemahaman ataupun pandangan yang terus melekat.
Pancasila menjadi dasar dan falsafah negara yang digali dari nilai-nilai dan khazanah bangsa, sehingga filosofisnya mampu mewakili berbagai keanekaragaman bangsa Indonesia.
Setiap butir silanya mengandung banyak pengamalan-pengamalan yang disampaikan founding father sebagai amanat bagi satu generasi ke generasi lainnya, salah satunya mengenai sila ketiga yang menggaris bawahi persatuan dan kesatuan sebagai benteng kemajemukan di Indonesia.
Dalam perspektif Islam ada yang dinamakan ukhuwah yang secara bahasa artinya adalah persaudaraan. Ukhuwah ini memiliki konsep yang sama dengan sila ketiga, lalu di mana titik temunya?
"Persatuan Indonesia" begitulah bunyi dari sila ketiga Pancasila. Beranjak dari sejarah Bangsa Indonesia yang di dalamnya memiliki berbagai keanekaragaman suku, ras, adat istiadat dan segala produk hasil kebudayaan masyarakat Nusantara diikat dalam satu kesatuan geografis sebagai negara Indonesia.
Sila ketiga menjadi pemersatu bangsa yang mengajarkan kita tentang kerukunan dan kedamaian antarmanusia, di mana rasa saling menghargai mewarnai kehidupan setiap elemen masyarakat. Persatuan dan kesatuan ini terbentuk atas dasar kesadaran akan kepentingan bersama yang menjadikan seseorang bisa lebih menghormati dan menghargai segala perbedaan. Perlakuan yang setara dan sama ke berbagai tingkatan masyarakat pun bisa menjadi faktor pendorong terciptanya integrasi sosial.
Menurut perspektif Islam, ukhuwah menjadi suatu konsep yang melahirkan kesatuan dan persatuan. Quran Surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi:
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS Al-Hujurat : 13)
Ayat tersebut menjadi dalil atas Ukhuwah Insaniyah (persaudaraan atau persatuan sesama manusia) di mana manusia itu diciptakan berbeda-beda semata-mata untuk memudahkan kita dalam mengenali berbagai sifat dan perilaku.
Manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang diciptakan Allah sebagai makhluk yang saling berkaitan dan saling membutuhkan.