Di sekitar tempat tinggal kita pasti banyak dedaunan kering yang bertebaran bukan? Tentu hal ini sering dianggap sebagai sampah yang mengotori lingkungan. Tapi, siapa sangka sampah dedaunan tersebut bisa digunakan sebagai pupuk organik (kompos).
KKN Reguler ke-77 UIN Walisongo Semarang yang mengambil tema KKN Reguler Dari Rumah dalam pelaksanaannya dilakukan di lokasi sekitar rumah masing-masing anggota KKN. Kelompok 130 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang diwakili oleh Alfiatur Rohmah, melakukan kegiatan bersih-bersih bersama ibu-ibu sekitar lokasi KKN sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan serta pemanfaatan teknologi dengan mengolah sampah daun kering menjadi kompos. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Oktober 2021 pukul 14.00 WIB di Desa Terteg, Kec. Pucakwangi, Kab. Pati.
Alfiatur Rohmah, perwakilan kelompok 130 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang menyampaikan bahwa diadakannya pembuatan kompos ini dengan tujuan selain untuk meminimalisir sampah dan menjaga lingkungan sekitar, kita juga bisa memanfaatkan dedaunan kering ini sebagai pupuk alami ramah lingkungan, karena dedaunan kering ini bisa dengan mudah didapatkan setiap harinya.
Warga sekitar sangat senang dengan diadakannya pembuatan kompos ini, sehingga sampah daun kering dapat diolah sebagai kompos, dan warga tidak perlu lagi membakar sampah daun kering yang berpotensi mencemari udara di lingkungan sekitar.
Kompos memiliki banyak manfaat yang tentunya tidak kalah dengan pupuk kimia. Seperti yang dituturkan oleh salah seorang warga "Pupuk kompos ini banyak sekali manfaatnya, diantaranya yaitu meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat."
Cara pembuatan pupuk organik dari dedaunan kering ini pun sangatlah mudah, kita hanya membutuhkan satu karung daun kering, air, tali rafia, dan nasi yang sudah basi atau nasi aking. Kemudian nasi tersebut kita campurkan ke dalam air. Setelah tercampur, air tersebut kemudian kita siramkan ke daun yang ada dalam karung hingga rata mengenai seluruh daun. Lalu kita ikat karung tersebut menggunakan tali rafia, dan simpan ditempat yang lembab.
Sebenarnya, dedaunan kering ini bisa langsung digunakan sebagai pupuk tanpa perlu campuran apapun. Namun, untuk lebih mempercepat proses menjadi pupuk organik (kompos), daun kering tersebut bisa dicampur dengan air dan nasi aking atau nasi yang sudah basi.
Kompos ini bisa digunakan setelah minggu keempat yang setiap minggunya harus dicek kelembapannya, jika kelembapan daun kurang maka bisa dilembapkan dengan air tanpa nasi aking.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H