Pada artikel kali ini saya akan membahas dan mencoba memberi ulasan mengenai tema kekerasan politik dalam buku yang berjudul Essentials of Comparative Politics karya dari Patrick O'Neil. Pertama-tama kita perlu mengetahui apa itu kekerasan politik dalam gambaran umumnya.
Kekerasan politik mengarah kepada penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk mencapai tujuan tertentu serta diliputi dengan bentuk-bentuk kekerasan politik yang mencakup ke berbagai tindakan. Kekerasan politik bisa dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk gerakan separatis, kelompok ekstremis, bahkan pemerintahan otoriter.
Tujuan terbentuknya kekerasan politik juga beragam, seperti memperjuangkan perubahan sosial politik, menggulingkan rezim berkuasa, hingga pemaksaan untuk mengikuti suatu agama atau ideologi tertentu.
Secara menyeluruh, kekerasan politik dapat merusak dari tatanan sosial dan politik serta mengancam perdamaian dan keamanan masyarakat maupun negara. oleh karenanya, pemcegahan dan resolusi akan konflik menjadi penting dalam mengatasi masalah kekerasan politik.
Kekerasan Politik dalam Buku Essentials of Comparative Politics
Dalam bukunya, O'Neil mengawali fokusnya kekerasan politik kepada negara sebagai pemangku otoritas politik. Kekerasan politik di luar kendali negara, memandang pernyataan tersebut sebagai hal yang politis kekerasan sebagai bagian dari kategori yang lebih besar dari politik kontroversial.
Kekerasan politik terbentuk pasti memiliki arti dan tujuan tertentu, lalu faktor apa yang membentuk kekerasan politik ini? dalam hal ini O'Neil menempatkan tiga penjelasan, yaitu:
1. Kelembagaan
Kelembagaan dalam konteks kekerasan politik mengacu kepada struktur atau entitas yang terlibat dalam melaksanakan tindakan kekerasan dalam ranah politik artinya menekankan kepada dampak organisasi dan pola yang tetap dalm mendorong kekerasan politik. mencakup analisis terhadap struktur, tujuan, motivasi, dan strategi dalam melaksanakan tindakan kekerasan.
Penjelasan kelembagaan dapat dilihat sebagai sumber kekerasan yang dipertanyakan, anggapan bahwa perubahan struktur kelembagaan akan menghilangkan rasa hormat terhadap kekerasan tersebut serta dijelaskan juga bahwa kualitas spesifik dari intitusi penting dalam terjadinya kekerasan politik.
2. Ideasional