Lihat ke Halaman Asli

Muhammad FadlilurRohman

website hanya untuk tugas kampus Saja :)

Pendidikan Moderasi Agama

Diperbarui: 23 Mei 2022   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar dari NU online

Sebagai rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kita sering kali menemukan yang namanya gesekan antar umat beragama satu sama lain. Dan secara tidak langsung akibat pergesekan antar umat beragama sangat menggangu dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan saling adu pendapat masing-masing yang tak kunjung henti, dan tak selayaknya kita tidak bersikap seperti itu karna dapat memggangu ketentraman umat beragama lainnya.

Di suatu waktu misalnya sedang terjadi perdebatan yang berkaitan dengan ritual keagamaan pada masa lampau seperti halnya sedekah laut, festifal kebudayaan, dan ritual lainnya, kemudian diwaktu lain kita di sibuk kan dengan adanya isu-isu penolakan pembangunan tempat peribadahan di suatu daerah meskipun syarat dan ketentuan tidak menjadi masalah buat mereka, akan tetapi masyarakat sekitar tidak menghendaki dan akhirnya mereka berlahi saling mempertahankan agama dan budaya nya masing-masing.

Di waktu lainnya kita juga di sibukkan dengan pemilihan anggota politik yang mana dari si calon tersebut dari agama yang berbeda namun masyarakat sekitar sudah memegang nama calon masing-masing kandidat dan berseteru dengan mempertahankan pilihan beserta pendapat nya masing-masing, ini terjadi dimulai dari pemilihan gubernur, bupati, walikota, camat, RW, RT, hingga Ketua OSIS, Dan lain-lain.

Selain itu ada juga sekelompok yang mengaku atas nama agama sampai mau merubah ideologi negara yang sudah menjadi kesepakatan bangsa kita sejak dulu, bahkan ada yang lebih menghawatirkan lagi dia golongan berkelompok juga ber atas namakan jihad agama sampai mengkafirkan sesama bahkan sampai membunuh, menghunus, memenggal kepala dan menghalal kan darah dagingya.

Semua kejadian ini fakta dan memamng benar adanya di negara kita, ini semua juga berdasarkan keberagaman agama di suatu negara akan tetapi keberagaman itu dibagi menjadi 2 bagian yang mana ada sisi positif dan sisi negatif, keberagaman umat beragama dalam hal positif juga asyik sebnernya kita juga saling mengenal dan mengetahui dan tetapi ingat tidak untuk di ikuti karena kita juga mempunyai keyakinan masing-masing, sekedar ingin tahu dan menambah wawasan dengan tujuan menghormati dan menghindari dengan semestinya, namu tidak dengan sisi yang negatif pasti ada yang namanya, perdebatan, pertentangan, bahkan sampai perlawanan bagi kaum yg ekstreem.

Kemudian bagaimana kita menyikapi keberagaman agama tersebut, semisal di bungkan tidak memungkinkan karena akan berdampak pada ekspresi kebebasan umat beragama, jikala di biarkan maka sangat mustahil karena secara tidak sengaja telah membebaskan mereka yang pada nantinya berdampak pada rusaknya kesatuan dan persatuan bangsa ini.

Nah pada akhirnya kementrian agama menawarkan solusi beragama jalan tengah dengan tujuan agar bisa menghormati dan menghargai antar umat beragama dan saling menjaga kedamaian makhluk sosial khususnya yang ada di negara kita terutama, solusi beragama jalan tengah yang biasa di sebut dengan "moderasi beragama", lantas apa sih moderasi beragama tersebut ?

Nah disini saya akan menjelaskan apa arti dari kata moderasi beragama tersebut, di mulai dari kata awal yaitu "Moderasi" kata moderasi berawal dari kata Moderat dengan artian bahwa moderat adalah sebuah kata sifat, turunan dari kata moderation, yang mempunyai arti berarti tidak berlebih-lebihan atau sedang. Kata moderasi sendiri berasal dari bahasa Latin modertio, yang berarti ke-sedang-an, tidak kelebihan, dan tidak kekurangan, atau bisa dikatakan seimbang. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moderasi didefinisikan sebagai pengurangan kekerasan, atau penghindaran ke ekstreman. Sedangkan ketika kata moderasi disandingkan dengan kata beragama, menjadi moderasi beragama, istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari ke esktreman dalam cara pandang, sikap, dan praktik beragama.

Dalam bahasa Arab, pandangan moderasi adalah wasath atau wasathiyah, yang berarti tengah-tengah. Kata ini mengandung makna i'tidal (adil) dan tawazun (berimbang). Orang yang menerapkan prinsip wasathiyah bisa disebut waasith. Kata waasith bahkan sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan tiga pengertian, yaitu: pertama wasit berarti penengah, atau perantara (misalnya dalam perdagangan, bisnis); makna kedua adalah: wasit berarti pelerai (pemisah, pendamai) antara pihak-pihak yang berselisih; dan makna ketiga adalah: wasit berarti pemimpin di pertandingan (seperti wasit sepakbola, badminton, atau olah raga lainnya). Wasit tentu harus adil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline