Lihat ke Halaman Asli

Peran Tri Pusat Pendidikan (Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat)

Diperbarui: 23 Mei 2019   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Suatu bangsa akan maju apabila pendidikannya berkualitas. Kualitas pendidikan yang bagus akan terwujud apabila kualitas pendidiknya juga bagus. Kesungguhan yang profesional dalam melaksanakan profesinya menjadi kunci keberhasilan pendidikan. Kesungguhan tersebut harus dilandasi oleh niyat yang ikhlas. Keikhlasan seorang pendidik  menjadi kunci keberhasilan tugasnya. Keikhlasan dan ketulusan seorang pendidik berdampak positif  kepada peserta didiknya, peserta didik akan lebih mudah memahami apa yang dipelajari, dan juga akan mudah meneladani kebaikan sang pendidik idolanya. Pendidik yang baik memang harus menjadi idola, contoh baik peserta didik.

Pengembangan karakter di satuan pendidikan harus dilaksanakan secara konprehensif pada setiap tahapan pembelajaran, mulai persiapan pembelajaran, materi pembelajaran, metode yang dipilih, proses pembelajaran sampai evaluasinya. Begitu juga komprehensif dengan semua kegiatan yang berlangsung  di satuan pendidikan tersebut. Pengembangan karakter di satuan pendidikan harus masuk dalam   setiap aspek dan lini kegiatan sekolah.

Olah hati dalam rangka mengembangkan kecerdasan spiritual, menjadi fondasi untuk mengembangan kcerdasan emosional dan intelektual. Oleh karenanya, peran tri pusat pendidikan yang lain (keluarga dan masyarakat) harus turut berproses dalam pendidikan karakter ini terutama hubunganya dengan kecerdasan spiritual dan emosional. Keluarga dan masyarakat mengembangkan olah hati dan olah rasa ini dengan berbagai bentuk.

Dalam Islam umpamanya, ditunjukkan bagaimana mengembangkan kecerdasan ini melalui firman Allah SWT yang menggamrkan bagaimana Lukman memberikan pelajaran kepada anaknya, sebagaimana disebutkan dalan Al-Quran Surat Luqman ayat 13-19. Lukman memberikan wasiyat atau pelajaran kepada anaknya agar: 1)mengesakan Allah dan tidak menyekutukannya, 2)berbakti kepada kedua orang tua sepanjang keduanya tidak menyuruh berbuat maksiyat kepada Allah, 3)beramal sholeh, 4)mendirikan sholat, 4)mengajak manusia berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan munkar, 5)tidak sombong dan angkuh [5]. Kisah ini menggambarkan pentingnya mengembangkan karakter yang terkait dengan kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional.

Oleh: serlyanti

Nim: A1A118007

Kisah tersebut juga memberikan pengertian peran pentingnya keluarga dan masyarakat dalam mengembangkan karakter anak. Ketiga tri pusat pendidikan manjadi pemegang peranan penting dalam mengembangkan karakter anak dan generasi muda. Mengabaikan peran penting dari salah satu tri pusat pendidikan akan menyebabkan tidak berhasilnya mewujudkan generasi muda dengan karakter yang membanggakan. Karakter ini sangat diperlukan oleh generasi muda, mengingat di pundak merekalah nasib bangsa kedepan. Bagusnya karakter sesorang, selain membawa manfaat untuk dirinya sendiri, juga untuk kebaikan sesama manusia, bahkan juga untuk bangsanya.

Terkait dengan karakter yang dikembangkan di sekolah, menurut Arif Budiman (staf ahli menteri bidang pembangunan karakter) bahwa  kristalias i nilai-nilai karakter yang dipraktekkan sehari-hari menghasilkan lima nilai utama yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.  Religius, adalah sikap dan perilaku taat dan patuh melaksan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline