Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fadhli

Wartawan Musik

Duo Sejarawan Sumbar akan Bukukan Sejarah Pagaruyung

Diperbarui: 2 Desember 2019   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zusneli Zubir bicara saat Uji Petik Sejarah Kerajaan Pagaruyung. (Dok. Istimewa)

PADANG - Istana Pagaruyung menjadi salah satu kekayaan bagi Sumatera Barat. Selain menjadi ikon pariwisata yang sangat diminati oleh pengunjung domestik dan mancanegara, peninggalan dari Kerajaan Pagaruyung ini juga menyimpan nilai historis yang sangat tinggi bagi suku Minangkabau.

Namun keberadaan Kerajaan Pagaruyung tersebut belum tersentuh oleh penulisan sejarah Minangkabau. Berkenaan dengan hal tersebut, Zusneli Zubir dan Undri, dua sejarawan Sumatera Barat menggelar Uji Petik Sejarah Kerajaan Pagaruyung pada hari Sabtu 30 November 2019 di ruang rapat kantor Dinas Pendidikan Kota Padang, Jalan Bagindo Aziz Chan, Padang.

Suasana saat Uji Petik Sejarah Kerajaan Pagaruyung. (Dok. Istimewa)

"Kerajaan Pagaruyung merupakan suatu bentuk masa lalu yang belum terungkap. Penulisan buku sejarah Kerajaan Pagaruyung kami lakukan berdasarkan penelitian," kata Zusneli Zubir saat memberi kata sambutan pada acara uji petik.

Zusneli Zubir juga mengatakan, "Penelitian ini untuk menjawab tentang kapan berdirinya Pagaruyung, bagaimana struktur pemerintahannya, kerajaan apa saja yang dibawahinya, bagaimana hubungan antara raja-raja yang dibawahinya, bagaimana bentuk pemerintahan kerajaan yang dibawahinya, dan bagaimana akhir dari kerajaan yang dibawahinya."

Undri bicara saat Uji Petik Sejarah Kerajaan Pagaruyung. (Dok. Istimewa)

Nopriyasman, Dosen FIB Unand yang ikut menghadiri uji petik memberikan tanggapan, "Zusneli Zubir dan Undri adalah orang yang kreatif dan produktif dalam menulis artikel dan buku. Karya mereka ini nanti dapat dianggap sebagai sumbangan konkrit mereka di bidang sejarah. Karena cerita tentang Pagaruyung tidak banyak dikenal masyarakat, kalau toh ada, lebih banyak tersebar dan terpenggal pada beberapa karya yang tidak bersifat komprehensif."

Nopriyasman bicara saat Uji Petik Sejarah Kerajaan Pagaruyung. (Dok. Istimewa)

"Terlepas dari kekuatan dan kelemahannya, penulisan buku sejarah Kerajaan Pagaruyung akan memberi informasi yang berguna pada pemahaman sejarah Kerajaan Pagaruyung. Kegunaannya tidak saja bisa menjadi pembangkit suasana dan nuansa kehidupan berkerajaan di Minangkabau, apalagi bila dihubungkan dengan kepentingan pariwisata Sumatera Barat. Yang tidak kalah pentingnya dapat merangsang dan makin menghidupkan dunia tulis menulis di Sumatera Barat pada masa kini dan masa datang," kata Nopriyasman.

Acara uji petik juga dihadiri oleh Dra. Triana Wulandari, M.Si, dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Drs. Barlius, MM, Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, dan para pegiat sejarah di Sumatera Barat.

Triana Wulandari bicara saat Uji Petik Sejarah Kerajaan Pagaruyung. (Dok. Istimewa)

"Penulisan buku sejarah Kerajaan Pagaruyung akan sangat bermanfaat, terutama bagi generasimuda. Terkait upaya pelestarian nilai budaya dan sejarah, sebaiknya generasimuda memiliki kemudahan dalam mengakses informasi sejarah, bisa saja dengan memanfaatkan kemajuan teknologi telekomunikasi. Salahsatunya dengan cara membuat aplikasi khusus yang bisa diunduh melalui gadget mereka," kata Triana Wulandari.

(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline