Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fadhli

Wartawan Musik

Dibadai Kesunyian

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bantu aku menyelinapkan kerinduan di sepanjang pantai ke selatan, kini kesunyian begitu kelat memaki anak lidah, sungguh beringasnya melesak di palung

Gemericik adzan, aliran sungai berbatu, sekat segala nadi hendak berlaku, rentannya jiwa meresapi jeramnya waktu, pada tengadah kerapuhan jua, betapa begitu mudahnya biduk terbawa sungai yang menganak

Pada tampung telah kuceritakan,
pada curah makin kulukiskan,
pada isak hening mengganyang,
pada apa hendak menderai

Pohon mana yang tegar dibadai kesunyian, dahannya pasti mengayun jua, seiring derik ranting patah jatuh ke tanah, hanya ingatan mampu kumamah

Suara jangkrik pun maki berdendang, bertabuh pekat kian mematang, pada sepi lisanpun kelu, aku tengah merindu.

~ Padang, 8 Maret 2015
Puisi Muhammad Fadhli
Pin:211FE28B
-----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline