Lihat ke Halaman Asli

Sintaksis: Sejarah, Pengertian dan Strukturnya

Diperbarui: 21 Desember 2022   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Sintaksis (Foto: Shutterstock.com)

Kenapa harus belajar sastra?

pertanyaan itu sering kita dengar saat seseorang atau saya pribadi memutuskan kuliah dijurusan sastra, terutama sastra indonesia. Apakah nanti kita hanya belajar bahasa? ngapain? kan bahasa indonesia kita sudah bisa, bahkan bahasa sehari hari.

Beginilah jika kita tidak masuk lebih dalam kedalam suatu ilmu, orang yang tidak belajar sastra mungkin tidak akan tau kalau didalam kata itu ada aturan yang mengatur peletakan kata agar sesuai dan teratur.

Sejarah Sintaksis di Indonesia

Sebelum kita mempelajari lebih dalam tentang sintaksis, alangkah baiknya kita melihat dulu kebelakang, bagaimana sejarah sintaksis di indonesia. Oleh karena itu beginilah sedikit sejarah sintaksis di Indonesia.

Sintaksis sebagai cabang ilmu linguistik atau sudah cukup lama dipelajari oleh para ahli. Sejak tradisi Yunani-Latin sampai hari ini, sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang selalu menjadi fokus kajian. Seiring dengan perkembangan ilmu bahasa dan linguistik, maka ilmu tentang sintaksis juga terus mengalami perkembangan. 

Karena sintaksis merupakan bagian dari tatabahasa, pembicaraan sejarah sintaksis di Indonesia juga sejalan dengan pembicaraan sejarah tatabahasa di Indonesia. Berikut ini dikemukakan pokok-pokok sejarah tatabahasa bahasa Indonesia yang di dalamnya tentu saja juga berisi sejarah sintaksis bahasa Indonesia. 

Pada umumnya, buku tatabahasa bahasa Melayu waktu itu ditulis oleh orang asing, seperti Werndly (1736) dan Marsden (1812). Tatabahasa bahasa Indonesia pada awalnya ditulis berdasarkan model tatabahasa Yunani-Latin dan didasarkan pada kajian bahasa Melayu. 

Artinya, tatabahasa bahasa Indonesia tidak disusun berdasarkan sifat, ciri, dan perilaku bahasa Indonesia. Walaupun bahasa Melayu dan bahasa Indonesia itu serumpun, bahkan bahasa Indonesia itu dikembangkan dari bahasa Melayu, saat ini kedua bahasa itu sudah banyak memiliki ciri, sifat, dan perilaku yang berbeda. Di sisi lain, pada waktu itu buku tatabahasa pada umumnya tidak banyak membicarakan permasalahan sintaksis, tetapi hampir seluruh isi buku membicarakan permasalahan jenis kata dan pembentukan kata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline