Oleh. LPPM STIE BII Bekasi
Pendahuluan
Di era perkembangan teknologi yang semakin pesat, kemampuan untuk beradaptasi dan memanfaatkan teknologi menjadi kunci keberhasilan dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan dan ekonomi. STIE Bisnis Internasional Indonesia (BII) Bekasi, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), berkomitmen untuk memainkan peran penting dalam mendukung transformasi digital ini, terutama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi di Kabupaten Bekasi. Dengan latar belakang jumlah UMKM di Kabupaten Bekasi yang menunjukkan fluktuasi, dari 20.610 unit pada 2021 menjadi 19.111 unit pada 2022, ada urgensi untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan sektor ini melalui inovasi dan pengetahuan berbasis teknologi.]
Teknologi digital, khususnya Artificial Intelligence (AI), telah menjadi kekuatan pendorong bagi banyak inovasi dalam proses belajar mengajar di STIE BII Bekasi. Institusi ini tidak hanya menerapkan AI untuk mempermudah akses terhadap materi belajar, tetapi juga mengimplementasikannya dalam penelitian dan pengembangan solusi bagi UMKM. Fungsi LPPM di sini menjadi kritikal, sebagai penghubung antara akademisi dan pelaku usaha kecil, menawarkan kesempatan pelatihan dan konsultasi yang lebih terfokus pada digitalisasi usaha. Ini bukan hanya langkah adaptasi, tetapi juga strategi untuk memberikan nilai tambah pada produk dan layanan yang dihasilkan oleh UMKM di Bekasi.
Melalui kolaborasi dan sinergi antara akademisi, pemerintah, dan praktisi industri, LPPM STIE BII Bekasi berusaha menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Fungsi LPPM mencakup kegiatan penelitian yang menghasilkan data dan wawasan signifikan tentang kebutuhan dan tantangan yang dihadapi UMKM. Dengan informasi ini, LPPM dapat mengembangkan program-program pelatihan yang dirancang untuk mempersiapkan UMKM menghadapi transformasi digital. Ini berarti bukan hanya fokus pada peningkatan kapasitas intelektual semata, tetapi juga fasilitasi bagi pelaku UMKM dalam mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Transformasi digital di STIE BII Bekasi adalah langkah proaktif untuk menjawab tantangan zaman, dengan harapan menciptakan multiplier effect terhadap perekonomian lokal. Penggunaan teknologi sebagai alat bantu kesejahteraan ekonomi mengharuskan adanya pendekatan holistik, di mana edukasi dan penerapan teknologi di kalangan UMKM didorong secara berkesinambungan. Transformasi ini, jika dijalankan dengan kolaborasi yang baik dan berkesinambungan, dapat mengubah wajah UMKM di Kabupaten Bekasi, sehingga lebih tahan terhadap dinamika pasar yang cepat dan mampu menciptakan peluang baru yang berkelanjutan.
Pembahasan
Transformasi digital telah menjadi salah satu topik utama yang dibahas di berbagai sektor, termasuk pendidikan, pemerintahan, dan industri. Di Kabupaten Bekasi, di mana perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat penting bagi perekonomian lokal, transformasi ini juga harus dijalankan dengan baik. STIE Bisnis Internasional Indonesia (BII) Bekasi, dengan salah satu lembaganya yaitu LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat), berperan strategis dalam pengembangan UMKM di wilayah ini. Pemanfaatan teknologi, terutama Artificial Intelligence (AI), dipandang sebagai cara tepat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui penguatan sektor UMKM.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan jumlah UMKM di Kabupaten Bekasi mengalami penurunan dari 20.610 unit pada 2021 menjadi 19.111 unit di tahun 2022. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah setempat dan lembaga terkait, termasuk LPPM STIE BII. Berkurangnya jumlah UMKM dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya akses terhadap teknologi mutakhir yang dapat mengotomatisasi proses bisnis dan meningkatkan daya saing. Oleh karena itu, peran LPPM dalam memfasilitasi transformasi digital menjadi sangat penting untuk mengamankan keberlanjutan dan pertumbuhan sektor ini.