Dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan pengajaran, Prof. Dr. S. Nasution mendefinisikan kurikulum adalah serangakaian penyusunan rencana yakni yang bertujuan untuk mempermudah atau mengoptimalisasi belajar mengajar agar tercapainya sebuh misi sebuah isntansi tersebut, adapun kurikulum (rencana) yang di susun tersebut berada penuh di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dan para staf yang bersangkutan (wida: 2021). Selanjutnya untuk mewujudkan misi dari pada kurikulum sebuah instansi terkait mesti adanya manajemen yang baik tentunya, pengertian manajemen sendiri ialah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama individu dengan individu lainnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Disebuah instansi di daerah bekasi jawa barat yakni SMAIT BUNYAN INDONESIA ada sesuatu hal yang menarik disana. Bagaimana kurikulum disana sudah jelas disebutkan bahwa ada dua tambahan (selain ujian sekolah) syarat kelulusan bagi siswa/siswi kelas XII yakni yang pertama Ujian karya tulis ilmiah dan yang kedua program khidmah umat.
Program karya tulis ini di desain dengan berbagai pertimbangan oleh bagian kurikulum disana yang bertujuan tiada lain agar para siswa dan siswi bisa menambah literatur mereka dan berkarya melakukan sebuah penelitian kecil juga sebagai modal awal nantinya untuk di jenjang selanjutnya yakni di perguruan tinggi kelak, penulis sebagai subjek disana yang mana pernah merasakan paradigma saat mengajukan judul penelitian tak sekali dua kali selalu ditolak, juga harus selalu bimbingan kepada guru pembimbing agar dapat di acc untuk tahap ujian, juga pada saat ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) tidak sedikit kami para siswa/siswi mengeluh betapa rumitnya menaklukan kedua penguji ini agar lanjut pada tahap revisi dan selesai.
Program Khidmat Umat (PKU) inipun tak kalah menantangnya untuk kami yang pada saat itu masih pada tahap SMA. Dahulu sebelum adanya covid-19 para siswa/siswi diberangkatkan satu angkatan untuk berkhidmat di daerah-daerah pelosok, namun pada tahun 2022 kami melaksanakan PKU ini hanya di daerah sekitaran sekolah saja, berhubungan kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan bulan suci ramadhan kami dibagi kedalam beberapa kelompok dan disebar ke masjid-masjid untuk berkhidmat yakni tugas kami untuk adzan, imam, mengajar pesantren kilat para anak-anak, juga yang perempuan bisa membantu menyiapkan takjil saat menjelang berbuka puasa.
Penulis pribadi sampai saat ini masih bisa merasakan kebermanfaatan dari program-program tersebut yang telah dirancang sedemikian rupa. Sungguh pada saat kita dilahirkan banyak orang-orang di sekitar kita tertawa melihat betapa lucunya seorang bayi yang menangis saat pertama kali lahir di bumi ini, maka maksimalkanlah kehidupan kita yang tidak seberapa lama ini di dunia untuk terus menebar manfaat sebanyak-banyaknya dimanapun dan kapanpun agar pada saatnya tiba ketika ajal itu menjemput kita sudah tenang dan tersenyum ikhlas dan orang-orang lain menangis merasa kehilangan orang yang amat berharga dalam kehidupannya. Wallahu a’lam bish shawabi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H