Pendidikan adalah pilar utama dalam membangun masyarakat yang adil dan inklusif. Namun, di balik fungsi idealnya, masih terdapat tantangan besar berupa ketidaksetaraan gender yang melanda berbagai aspek pendidikan. Mulai dari akses hingga konten pembelajaran, perempuan sering kali menghadapi hambatan yang mengakar dalam budaya patriarki.
Mengapa Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Penting?
Kesetaraan gender bukan hanya soal memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk belajar. Lebih dari itu, kesetaraan ini mencakup penghapusan stereotip, diskriminasi, dan ketidakadilan dalam proses pendidikan. Ketika sistem pendidikan gagal mendukung partisipasi perempuan secara penuh, dampaknya bukan hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh masyarakat secara keseluruhan.
Tantangan yang Masih Ada
1. Bias Gender dalam Kurikulum
Banyak materi ajar yang secara tidak langsung memperkuat stereotip gender. Contohnya, profesi seperti pilot sering diasosiasikan dengan laki-laki, sementara guru atau perawat diidentikkan dengan perempuan. Bias semacam ini membatasi imajinasi dan potensi siswa untuk berkembang di luar peran tradisional.
2. Akses yang Tidak Merata
Di daerah terpencil, anak perempuan sering kali harus berhenti sekolah lebih awal dibandingkan anak laki-laki. Faktor ekonomi, jarak, dan budaya patriarki menjadi penghalang utama.
3. Minimnya Kebijakan yang Mendukung
Walaupun ada kemajuan dalam kebijakan pendidikan, implementasinya masih sering bias. Posisi strategis dalam pendidikan, seperti kepala sekolah, masih didominasi oleh laki-laki.
Langkah Menuju Pendidikan yang Setara