Lihat ke Halaman Asli

Sudahkah Merasa atau Dirasa Adil?

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1371563146326155821

Adil seadil-adilnya merupakan tuntutan antar manusia. Faktanya banyak yang sadar apa yang dilakukannya adalah hanya untuk sebuah keuntungan masing-masing kelompok. Adil berada diantara memihak atau dipihak. Secara kuantitas tidak pernah ada titik temunya antara adil seadil-adilnya dengan apa yang kita rasakan saat ini. Disatu sisi ada kelompok yang merasa sangat diuntungkan disisi lain ada kelompok yang merasa sebaliknya.

Tetapi herannya bagi kelompok yang merasa diuntungkan tidak pernah merasa puas, bahkan

Cenderung ingin merauknya lebih ganas lagi. Kelompok yang dirugikan semakin terjepit merenungi nasib kian menghimpit.

Bagaimana perasaanmu saat ini???

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.

Sikap yang kita dapat sejak kecil,sekarang waktunya untuk mengimplementasikannya....Waktu masih kecil saya merasa tidak mendapatkan keadilan dari orang tua, karena pada waktu itu uang jajan saya dengan uang jajan kakak saya yang diberikan orang tua nggak sama. Disitu saya merasa bahwa itu nggak adil, saya ingin uang jajan saya jajan saya sama dengan uang jajan kakaknya. Lama kelamaan saya dengan sendirinya berpikir ini adalah adil, memang nilainya nggak sama, itu karena kebutuhan saya dengan kakak saya berbeda juga.

Misalnya, kewajiban seorang pelajar adalah belajar dan hak seorang pelajar yaitu mendapatkan apresiasi dari gurunya yang berupa penilaian.

Disini kita dituntut untuk mendapatkan kedua-keduanya, itu barulah adil. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.

Tolak ukur rakyat yang sudah mendapatkan keadilan;

-Pemerataan kebutuhan primer.

-Pemerataan pekerjaan.

-Pemerataan upah hasil bekerja.

-Pemerataan pendidikan.

-Pemerataan kesehatan.

-Pemerataan tempat tinggal.

-Pemerataan sarana dan fasilitas pembangunan.

-       Pemerataan keamanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline