Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Dahron

TERVERIFIKASI

Karyawan

Muara Angke Terancam: Dampak Penurunan Tanah dan Banjir Rob yang Semakin Meningkat

Diperbarui: 21 Desember 2024   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi banjir rob (sumber gambar: megapolitan.kompas.com)


Muara Angke, sebuah kawasan pesisir yang terletak di Jakarta Utara, semakin merasakan dampak dari fenomena penurunan permukaan tanah yang mengancam kelestarian daerah tersebut. 

Di tengah masalah penurunan permukaan tanah yang semakin parah, Muara Angke juga berjuang menghadapi ancaman banjir rob yang lebih sering terjadi. Kondisi ini tidak hanya merusak infrastruktur dan pemukiman, tetapi juga mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk setempat. 

Wilayah yang lebih rendah dibandingkan dengan permukaan laut, membuat Muara Angke rentan terhadap genangan air laut yang semakin meluas, terutama pada saat musim hujan dan ketika terjadi fenomena pasang air laut tinggi. 

Kapusdatin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Mohamad Yohan, menyebutkan bahwa, 

"Penurunan tanah akibat pengambilan air tanah yang berlebihan memperburuk dampak banjir rob. Tanah yang turun mengakibatkan kawasan pesisir Jakarta semakin rentan terhadap rob dan hal ini sulit diatasi tanpa perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya air," kata Kapusdatin Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohammad Yohan kepada wartawan, Senin (16/12/2024)." (Sumber: news.detik.com)

Penurunan tanah ini terjadi akibat aktivitas manusia seperti ekstraksi air tanah yang berlebihan, pembangunan infrastruktur yang tidak ramah lingkungan, serta penggundulan mangrove yang berfungsi sebagai penahan abrasi dan penyerapan air laut. Semua faktor ini saling berinteraksi dan memperburuk situasi, menjadikan Muara Angke sebagai salah satu wilayah yang paling rentan terhadap banjir rob.

Banjir rob di Muara Angke dan sekitarnya tidak hanya mengancam pemukiman warga, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi seperti perdagangan, perikanan, dan transportasi. Wilayah ini merupakan pusat perikanan yang penting bagi Jakarta Utara, di mana banyak nelayan bergantung pada hasil laut untuk mata pencaharian mereka. 

Banjir rob yang melanda kawasan ini menyebabkan kerusakan pada peralatan perikanan, seperti kapal dan jaring, serta menghambat akses ke laut untuk melakukan penangkapan ikan. Selain itu, pedagang di pasar-pasar tradisional yang berada di kawasan pesisir juga merasakan dampaknya, karena banjir sering kali merusak barang dagangan dan menyebabkan kerugian finansial yang besar.

Di sisi transportasi, banjir rob mengganggu jalur transportasi laut dan darat yang menghubungkan Muara Angke dengan wilayah lainnya. Jalan-jalan utama yang tergenang air membuat mobilitas masyarakat terganggu, serta memperlambat distribusi barang dan jasa. 

"Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi banjir rob akan semakin tinggi sekira tanggal 20 Desember 2024 mendatang. Iswana mengimbau seluruh warga untuk selalu waspada dan ia sudan siagakan alat darurat seperti perahu karet atau sekoci dan lainnya. Selasa (17/12/2024)" (Sumber: depok.tribunnews.com)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline