Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Dahron

TERVERIFIKASI

Karyawan

Kolaborasi Aksi Desa Berketahanan Iklim: Langkah Menuju Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Perdesaan

Diperbarui: 30 September 2024   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waspada bencana, dana desa 2025 diprioritaskan untuk Penanganan perubahan iklim (sumber gambar: akun X: @kemendespdtt)

"Kemajuan teknologi dan pertumbuhan industri yang terus meningkat selama beberapa dekade terakhir telah memberikan banyak manfaat bagi ekonomi."

Namun, pertumbuhan ini juga membawa dampak negatif, terutama dalam hal perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Hal ini telah memicu upaya untuk mencari solusi yang dapat mengurangi dampak negatif ini, termasuk dengan mengadopsi pertumbuhan ekonomi berwawasan lingkungan atau ekonomi hijau.

Salah satu upaya terbaru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hijau adalah melalui kolaborasi aksi desa berketahanan iklim. Ini adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk mempromosikan desa yang lebih bertahan terhadap perubahan iklim, sambil menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Pendekatan level mikro ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap desa mempunyai strategi yang sesuai dengan keadaan lingkungan alaminya. Desa yang berbeda-beda bisa memiliki tantangan dan peluang yang berbeda-beda dalam membangun ketahanan iklim. Oleh karena itu, pendekatan level mikro ini memungkinkan setiap desa untuk memiliki strategi yang spesifik dan memungkinkan pemanfaatan sumber daya lokal dengan lebih efektif.

Melalui SDGs Desa, Kemendes PDTT menjamin bahwa setiap desa termasuk dalam kerangka global yang lebih luas, dan strategi dan tujuan pembangunan desa sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB. Pada SDGs Desa Ke-13, Desa Tanggap Perubahan Iklim, Kemendes PDTT memfokuskan pada aspek ketahanan dan adaptasi perubahan iklim pada tingkat desa.

Oleh karena itu, Kemendes PDTT menempatkan desa sebagai pusat pengambilan keputusan dan pelaksana strategi dalam memperkuat ketahanan adaptasi perubahan iklim di Indonesia. Dalam rangka mencapai hal tersebut, Kementerian Desa PDTT memberikan dukungan yang luas dan integratif terhadap desa-desa di seluruh Indonesia melalui 5 pilar aksi berikut:

  • Peningkatan gaya hidup berkelanjutan dengan menciptakan komunitas desa berkelanjutan yang memfokuskan pada kebijakan dan program pengurangan emisi dan penerapan tata kelola lingkungan yang efektif.
  • Peningkatan ketahanan pangan dan energi melalui mempertahankan keanekaragaman hayati, mempromosikan sistim pertanian berkelanjutan dan mendorong pemanfaatan sumber daya energi terbarukan.
  • Peningkatan infrastruktur hijau melalui pengendalian pola tata ruang terpadu, biodiversitas dan lingkungan.
  • Peningkatan kapasitas manusia pada pertanian, penanganan sampah dan pencegahan dan adaptasi perubahan iklim.
  • Peningkatan kerjasama internasional melalui program pengembangan pedesaan berkelanjutan dan perubahan iklim.

Dalam desa berketahanan iklim, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hijau. Salah satunya adalah, dengan pengembangan pertanian organik. Pertanian organik dapat meningkatkan kualitas produk pertanian dan meningkatkan pendapatan petani. Selain itu, penggunaan pupuk, pestisida, dan herbisida kimia dapat berdampak buruk pada tanah dan lingkungan. Pertanian organik mempromosikan penggunaan pupuk alami dan teknik pertanian berkelanjutan sehingga meminimalkan dampak buruk dan membangun lingkungan yang sehat.

Selanjutnya, desa berketahanan iklim dapat mengadopsi energi terbarukan seperti panel surya atau biofuel. Penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan bahan bakar fosil yang menyumbang pada perubahan iklim. Selain itu, penggunaan energi terbarukan juga berpotensi membangun ekonomi baru yang berkelanjutan bagi masyarakat desa.

Meninjau kembali tata kota bisa menjadi langkah awal menuju pertumbuhan ekonomi hijau. Banyak desa di seluruh dunia yang kurang memperhatikan tata kota. Tata kota yang tidak dipikirkan dengan matang mungkin menghasilkan konsumsi energi dan emisi yang tidak perlu. Oleh karena itu, memperbaiki tata kota, mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, menggunakan energi terbarukan, dan mengembangkan transportasi publik yang lebih efisien dapat membantu mengurangi dampak negatif dan membangun pertumbuhan ekonomi hijau.

Peningkatan kapasitas manusia adalah langkah lain menuju pertumbuhan ekonomi hijau di desa. Mendorong pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat lokal dapat memberikan keterampilan baru yang berhubungan dengan pertanian, pengolahan limbah, pengelolaan energi, dan teknologi lingkungan lainnya. Peningkatan kapasitas manusia juga penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu perubahan iklim dan pentingnya penanganannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline