Desa Basuhan, Kecamatan Eromoko (10/2) - Desa Basuhan yang hampir seluruh penduduknya memiliki hewan ternak sapi memiliki kendala dalam memanfaatkan kotoran sapi yang menumpuk.
Walaupun sudah dimanfaatkan menjadi pupuk kandang, namun penggunaannya tidak begitu efektif karena masyarakat lebih mengutamakan pupuk urea dengan alasan kepraktisan. KKN TIM I Universitas Diponegoro 2022/2023 mencoba mengenalkan inovasi dengan melakukan training pengolahan limbah kotoran sapi dengan metode fermentasi menggunakan digester untuk menghasilkan produk biogas.
Biogas adalah Biogas adalah gas alami yang dihasilkan dari pemecahan bahan organik oleh bakteri anaerob dan digunakan dalam produksi energi. Biogas berbeda dengan gas alam karena biogas merupakan sumber energi terbarukan yang diproduksi secara biologis melalui pencernaan anaerobik.
Biogas utamanya terdiri dari gas metana, karbon dioksida, dan sejumlah kecil nitrogen, hidrogen, serta karbon monoksida. Biogas dapat bermanfaat sebagai pengganti gas elpiji untuk kebutuhan memasak. Dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi produk biogas, akan menghemat penggunaan gas elpiji untuk kebutuhan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan program multidisiplin yang berjudul "Training Pengolahan Limbah Kotoran Sapi dengan Metode Fermentasi Menggunakan Digester untuk Menghasilkan Produk Biogas", mahasiswa memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait alat dan bahan yang biasa digunakan dalam memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk menghasilkan biogas. Bermodalkan drum bekas dan pipa, prototype alat biogas pun sukses mengenalkan konsep dasar pemanfaatan limbah kotoran sapi kepada masyarakat Desa Basuhan.
Bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan biogas adalah air dan kotoran sapi. Sebelum dimasukkan ke dalam penampungan, kotoran sapi dilarutkan dengan air dengan perbandingan satu banding lima, satu untuk kotoran sapi dan lima untuk airnya. Setelah betul-betul larut, campuran baru bisa dimasukkan ke dalam penampungan. Kotoran sapi yang dibutuhkan adalah kotoran sapi yang masih baru.
Tidak disarankan untuk mencampur kotoran sapi yang sudah lebih dari seminggu karena kandungan ammonia yang sudah berkurang bahkan hilang. Semakin baru kotoran sapinya, maka akan semakin banyak kandungan ammonia untuk nantinya akan menghasilkan biogas. Menurut beberapa penelitian, biogas dari kotoran sapi akan terbentuk dalam waktu 4 hari.
Kemudian terkait dengan alat, konsep dasarnya adalah bahwa penampungan utama terdiri dari tiga lubang yaitu lubang untuk memasukkan campuran, lubang untuk keluarnya campuran dan lubang untuk keluarnya biogas. Hal yang paling penting dalam membuat alat biogas adalah penampungan harus betul-betul kedap udara.
Selain itu, harus dibuat penampungan lagi untuk campuran yang keluar dari penampungan utama. Hal ini dikarenakan semakin besar volume biogas yang tertampung, maka akan menekan campuran kebawah sehingga campuran akan keluar dari lubang keluar menuju penampungan. Ketika biogas digunakan maka ketinggian campuran akan kembali ke ketinggian normal dan campuran yang ada di penampungan pembuangan kembali ke penampungan utama.
Dengan terlaksananya program multidisiplin ini diharapkan permasalahan masyarakat Desa Basuhan mengenai menumpuknya kotoran sapi menjadi teratasi. Selain itu, masyarakat bisa tergerak untuk mencoba memanfaatkannya menjadi biogas sehingga tidak perlu menggunakan gas elpiji lagi. Pesan tersirat dari program ini adalah bahwa sesuatu yang tampak tidak berguna harus diupayakan menjadi produk yang bermanfaat.
Penulis: Tim 1 KKN Undip 2022/2023 Desa Basuhan Kecamatan Eromoko