Lihat ke Halaman Asli

Review: Pengantar Logika

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Review Pengantar Logika

Logika??? Kita dapat meneropong kepada dua sisi pengertian, antara lain :

·sebagai Ilmu,  Logika merupakan elemen atau hal-hal yang mendasar dari segala sesuatu. Kemudian Logika…

·sebagai Seni, merupakan keterampilan dalam menggunakan kaidah-kaidah  agar terhindar dari kesalahan berpikir.

Ketika membahas Logika, perlu bagi kita menuju ke Logika Muslim yang di pelopori oleh para filsuf muslim. Logika dalam bahasa Arab disebut dengan Mantiq berasal dari kata Nataqa atau Nutq merupakan Sumber Pembicaraan, yang dimaksud Pembicaraan adalah proses Refleksi dan Berpikir.

Logika atau Mantiq secara terminologi adalah Ilmu yang mempelajari mengenai kaidah-kaidah atau hukum berpikir yang ketika diaplikasikan sebagai realitas menjadikan seseorang terhindar dari kesalahan berpikir.

Salah satu yang tidak dapat dipisahkan dari pembahasan Logika adalah Akal yang merupakan alat untuk berpikir, kemudian pertanyaannya dimana letak Akal dalam diri manusia?[1] Jika sesuatu itu berada dalam ruang dan waktu (materi) berarti pertanyaan dimana dapat kita jawab, akan tetapi jika sesuatu itu merupakan non-materi pertanyaan yang dapat kita jawab hanya Why and How.

Selanjutnya Mekanisme Pemikiran dalam diri seseorang dapat kita analogikan sama seperti Pembangunan Rumah, memiliki Struktur dan Bahan, Bahan itu Premis-Premis (proposisi) dan Struktur itu Silogisme (kesimpulan). Ketika sturuktur atau bahan yang kita gunakan salah maka bangunan tersebut akan hancur, begitupun Pemikiran Seseorang ketika premis atau silogisme salah maka pemikiran akan salah atau sering kita sebut sebagai Kesalahan Berpikir.

Mengapa kebanyakan orang yang mengajar logika kadang tidak berlogika dalam bahasa? Logika merupakan ilmu praktis yang sama seperti Bahasa Inggris ketika ilmu itu tidak diaplikasikan maka perlahan-lahan hanya akan menjadi sebuah konsep dalam pikiran.[2]

Pengaruh Pemikiran Seseorang yang harus dihindari :

~Prasangka atau Perasaan, artinya yang belum tentu kebenaran

~Otoritas, artinya keterpaksaan kuasa/dipaksa

~Pendapat Umum, artinya hanya mengikuti orang lain

Sejarah

Secara alamiah Logika ada sejak adanya kelahiran manusia itu sendiri, karena sebagai ilmu dimulai sejak manusia memiliki kesadaran tentang berpikir.

^YUNANI KUNO

Dari Yunani Kuno, asalnya Logika sebagai Ilmu yang dipelopori oleh kaum Sophis (Hakim, Pengacara, Cendekiawan, Pengajar), yang hanya difungsikan sebagai Seni Debat dan Retorika yang dapat menjadikan benar ke salah dan salah ke benar, pada akhirnya berkesimpulan bahwa Tidak Ada Kebenaran yang Mutlak.

*Socrates

Socrates merupakan guru dari Plato, Socrates tidak begitu luas diketahui mengenai pemikirannya karena beliau tidak meninggalkan karya-karya, akan tetapi Plato yang merupakan murid dari Socrates telah banyak menimbang pemikiran dari Socrates yang kemudian menyimpulkan bahwa pemikiran Socrates mengenai logika itu seperti Bidan artinya Logika adalah perntayaan tanpa habis samapi kepada kebenaran.

*Aristoteles

Aristoteles dikenal dengan tulisan atau bukunya yang berjudul Organon, merupakan alat atau instrument untuk mengatur pikiran. Dalam buku tersebut, beliau menyimpulkan 3 prinsip Logika :

1.Identitas, bahwa A itu A

2.Kontradiksi, bahwa A tidak sama dengan A

3.Menolak Kemungkinan Ketiga, bahwa segalanya hanya ada Ya atau Tidak

Logika Aristoteles disebut dengan “ANALITICA DIALEKTIKA”

*Theoprastus

Ia adalah murid dari Aristoteles, ia mengembangkan esensi dari kesimpulan bahwa kesimpulan pada akhirnya harus memenuhi 3 term yaitu Subjek, Antara, Predikat, contohnya Kita adalah Manusia, Kita = Subjek, adalah = Antara, dan Manusia = Predikat.

*Borphyrius

Ia berasal dari kota Iskandariyah yang dikenal melalui bukunya berjudul “Eksagoga”, yang artinya Pengantar atau Ulasan terhadap Categoriae (pengertian) bermaksud dalam setiap pengertian harus memasukkan atau mempertimbangkan lingkungan, zat, sifat.

Selanjutnya Ilmu-Ilmu Yunani dikembangkan oleh Bani Abbasiyah yang diberi gelar Raja Al Makmun melalui jalur Islam dan dikaji di Bait Al Hikmah di Baghdad yang merupakan pusat kajian Islam.

*Al Kindi

Al Kindi adalah salah seorang filsuf muslim yang berhasil menerjemahkan karya dari Aristoteles yang berjudul Organon ke dalam bahasa Grik Tua bahasa Andalusia Kuno, Spanyol.

*Al Farabi

Beliau dikenal sebagai guru kedua setelah Aristoteles dengan karyanya yang berjudul Mantiqiyat Farabi. Namun, suatu ketika di Bait Al Hikmah yang merupakan pusat penyimpanan segala kajian keilmuan terjadi pembakaran buku-buku oleh tentara Mongol yang dikenal dengan istilah Bibliocaust pada tahun 1285, meskipun demikian masih terdapat buku-buku di Andalusia yang kemudian di bawa ke Eropa Timur.

Kemudian tokoh yang berasal dari London, Francis Bacon dengan kritikannya kepada Aristoteles yang berkesimpulan bahwa logika itu merupakan pemikiran dari hal-hal yang khusus ke yang umum.

*Ibnu Sina (Avicena nama Eropanya)

Bukunya adalah Mantiq Al Syifa, yang secara rinci menjelaskan mengenai tiga hal yaitu, gambaran kemudian definisi kemudian argumentasi.

*Leikniz

Beliau merupakan pelopor Logika Simbolik yang menambahkan Prinsip ke empat dari tiga logika Aristoteles, yaitu prinsip Kausalitas adalah prinsip sebab-akibat.

Sekian dan Terima Kasih. Mohon dilanjutkan dengan penuh rasa ingin tau…

[1] Ask: Harman Alif.

[2] Madi, Jur. Ilmu Politik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline