Covid-19 atau biasa disebut dengan virus corona yang telah lama masuk ke Negara Indonesia sejak bulan februari sampai sekarang ini telah mengubah banyak perilaku keagamaan dilingkungan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat desa. Mayoritas penduduk Negara Indonesia beragamakan agama Islam.
Perubahan yang sangat mengkhawatirkan seperti shalat berjamaah dirumah, sholat jumat dirumah, shalat tarawih dirumah, ditiadakannya takbir keliling (takbir mursal) dan pelaksanaan shalat idul fitri yang hanya dilakukan dalam 1 tahun sekalipun harus dirumah, pembatalan pemberangkatan jamaah haji dan masih banyak lagi. Hal demikian telah mengubah tradisi keagamaan dan perilaku beragama masyarakat secara umum.
Secara eksternal masyarakat melakukan perubahan sosial karena adanya informasi terkait pandemi covid19, baik melalui media informasi tv, maupun pejabat-pejabat daerah yang melakukan sosialisasi di masyarakat dan media sosial lainnya. Dari itu masyarakat melakukan objektivitas dengan membentuk perilaku yang dilakukan secara implisit untuk mematuhi peraturan pemerintah maupun dalam berita yang banyak beredar di media sosial.
Selanjutnya dalam konstruksi sosial keagamaan perspektif tasawuf pada masa pandemi yang menghasilkan pola perilaku agama seperti sabar, syukur, tawakal, dan muhasabah. Umat Islam sebagai umat mayoritas khususnya di Indonesia harus menyikapi hal ini dalam perspektif Islam dan seobyektif mungkin . Media massa, baik di negeri berpenduduk mayoritas beragama Islam, perlu mengetahui kebijaksanaan Islam dalam menghadapi pandemi.
Tatanan sosial dan perilaku sosial mengalami banyak perubahan karena adanya pandemi virus covid-19. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan dan ekonomi, melainkan perilaku keberagamaan pun juga mengalami perubahan secara drastis, khususnya pada kalangan umat Islam. Perilaku keberagamaan umat Islam mengalami perubahan, yang dulunya terbiasa dengan melakukan ibadah secara bersama-sama.
Sejak ditemukannya covid-19 di Wuhan China dunia masih diselimuti rasa cemas dan ketakutan. Manusia melakukan penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagaimana merupakan usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Adapun dampak dari kekhawatiran masyarakat tersebut khususnya pada perilaku masyarakat menjadi lebih perduli akan kebersihan dan kesehatan.
Beberapa perubahan perilaku tersebut adalah contoh dari tahapan eksternalisasi masyarakat dalam pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia jauh berbeda di masa sebelum adanya pandemi. Pada proses objektivitas terlebih dijalani oleh kalangan penggerak ekonomi, yakni sejumlah produsen masker yang menyadari dampak pandemi, produksi masker semakin meningkat drastis.
Yang ketiga adalah proses internalisasi, proses internalisasi ini lebih bermakna pada penyerapan kembali dunia obyektif didalam kesadaran sedemikian rupa hingga subyektif individu di pengaruhi oleh struktur dunia sosial. Sebagaimana yang terjadi saat ini internalisasi masyarakat telah mengalami banyak perubahan secara signifikan sebagaimana hal yang pertama adalah semangat komunitas. Terlepas dari kenyataan bahwa kebanyakan orang dikurung didalam rumah.
Kesimpulan yang dapat diambil ialah, eksternal masyarakat melakukan perubahan sosial karena adanya informasi-informasi terkait dengan danya pandemi covid-19, baik melalui gugus tugas yang dibentuk pemerintah maupun dari berita-berita yang beredar di televisi maupun media sosial.
Oleh sebab itu, masyarakat melakukan objektivitas dengan pembentukan perilaku yang dilakukan secara implisit untuk menanggapi peraturan pemerintah maupun berita yang beredar di media sosial yang diterimanya. Internaalisasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan memetik hikmah dalam setiap kejadian yang terjadi. Selanjutnya dari konstruksi sosial keagamaan perspektif tasawuf pada masa pandemi dari sisi teologis diyakini bahwa tuhan sedang menguji hambanya melalui mahluknya berupa covid-19. Lebih lanjut terkait konstruksi sosial kegamaan perspektif tasawuf pada masa pandemi menghasilkan pola perilaku agama yaitu sabar, syukur, tawakal, dan muhasabah yang perlu diterapkan pada masyarakat sekitar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H