Lihat ke Halaman Asli

Solo: Kedisiplinan, Kunci Sukses Produksi Gamelan Supoyo

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13885735512099100890

(gambar: proses produksi gamelan Supoyo)

Indonesia mempunyai berbagai macam alat music tradisional. Salah satunya adalah gamelan. Gamelan merupakan produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Salah satu tempat produksi gamelan berada di Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo. Desa yang biasa disebut sebagai gamelan center ini, memiliki setidaknya 10 perusahaan industri gamelan, salah satunya adalah perusahan gamelan Supoyo.

Perusahaan ini didirikan oleh Supoyo secara turun-temurun sejak 29 tahun silam. Sebelum menggeluti dunia pembuatan gamelan, bapak yang berumur 57 tahun ini telah mempelajari gamelan sejak kecil dengan kedua orang tuanya.

Ayahnya adalah seorang pembuat gamelan, meskipun begitu ia tidak segan untuk mencoba belajar dari awal. Ketekunannya dalam produksi ini membuatnya mampu memahami segala macam proses pembuatan gamelan.

Pada saat sekolah, dia sebenarnya mampu mengikuti pelajaran dengan baik, namun ia dikeluarkan dari sekolah karena tidak dapat membayar biaya sekolah. Meskipun ia pernah gagal dalam dunia pendidikan tetapi semangatnya untuk meraih kesuksesan tidak berhenti sampai di situ, ia pun mencoba menekuni usaha pembuatan gamelan. Terdapat 27 pegawai yang saat ini menjadi kaki tangannya.

Kunci suksesnya dalam bidang gamelan tersebut terdapat pada tingkat kedispilinannya yang tinggi yang dia terapkan pada anak buahnya. “Kalau tidak bisa mengikuti peraturan, saya suruh dia keluar. Karena yang saya butuhkan adalah ketekunan pekerja untuk mendapatkan kualitas yang bagus,” ujar Supoyo. Hal ini agar kepercayaan konsumen dapat terus terjaga.

Dia tidak ingin hanya bisa memerintah anak buah tanpa melakukan apapun. Inilah ciri khas kepemimpinan yang dipengang teguh oleh Supoyo yang berbeda dengan pemimpin lain. Supoyo lebih mengutamakan kerja sama tim dari pada memerintah anak buah. Jika salah satu pekerjaan ada yang belum selesai, dia lebih memilih bekerja sendiri daripada harus memarahi anak buahnya. Semua kegiatan proses produksi dapat dia kerjakan.

1388573817672663979

(gambar: Supoyo saat diwawancarai)

Dia tidak menyangkal bahwa terdapat unsur mistik pada setiap gamelan. Dia juga mengaku dapat menaruh mahkluk gaib pada salah satu gamelan yang dia jual sesuai dengan permintaan pembeli. “Saya taruh mahkluk gaib agar gamelan atau yang memiliki gamelan tersebut tetap selamat. Saya tetap bertanggung jawab atas hal itu. Itu terhantung pemesanan pembeli,” kata Supoyo.

Harga satu set gamelan bisa mencapai 300 juta rupiah, untuk gamelan kelas satu seharga 350 juta rupiah, sedangkan untuk gamelan kelas super seharga 400 juta. Meskipun kelas super sangat mahal, tetapi banyak konsumen yang memilih kelas super karena kualitasnya lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline