Lihat ke Halaman Asli

Muhammad BimaAri

Mahasiswa Semester 8 Jurusan Hukum Ekonomi Syariah UIN MALANG

Identitas dan Personal Branding Seorang Praja

Diperbarui: 6 Mei 2023   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muhammad Bima Ari Mufty

Orang berani mati karena membela identitas. Orang berperang karena ingin menjaga identitas.  Beberapa orang bekerja keras, meniti karir, mempercerdas dirinya, untuk suatu identitas. Sama halnya dengan seorang praja, praja pun wajib memiliki identitas. Identitas menjadi sangat penting bagi seseorang jika dalam dirinya masih mempunyai keinginan untuk bermanfaat, entah untuk diri sendiri, keluarga, bahkan dalam cangkupan luas untuk keyakinan dan negaranya

Tentang praja, sebutan untuk orang yang menempuh pendidikan kepramukaan di sekolah atau satuan, yang masih relevan didiskusikan adalah, identitas seperti apakah yang menempel pada diri seorang pramuka ? bisa dikatakan bahwa saya pribadi setuju dengan semua konsep istilah pengertian praja yang pembaca tawarkan, entah itu bersifat baik maupun kurang baik. 

Seperti orang yang sehari-harinya berteriak, guru disebut pelatih atau pembina, punya banyak hafalan sandi dan morse, diklat yang menguji mental dan fisik, tidak pernah mandi, dan yang paling sering yaitu disebut sebagai kaum coconut. Beberapa identitas seperti itulah yang sampai saat menempel kepada diri seorang pramuka kebanyakan, berupa stigma pola pikir masyarakat.

Pertanyaannya adalah, apakah itu identitas yang para praja inginkan? datangnya dari mana identitas praja tersebut? apakah praja tersebut memilih? atau langsung spontan identitas tersebut terbentuk daripada pola pikir masyarakat? kalau boleh memilih, identitas seperti apa yang para praja ingin bentuk? pastinya banyak standar kebaikan atau kualifikasi yang ingin dicapai dan melekat di dalam diri praja nantinya. Tetapi, kita juga tidak dapat menutup mata bahwa masih ada beberapa fakta dan stigma yang bisa dibilang kurang baik.

Adanya stigma atau penilaian yang demikian merupakan  karena adanya sebagian orang hanya mengatakan sesuatu yang dangkal atau mendasar mengenai identitas dirinya sendiri, tak terkecuali bagi seorang praja. Sebagian praja tersebut jarang pernah memilih karakter, kompetensi, kondisi yang diinginkan yang lebih spesifik mau dijadikan seperti apa identitas dari masing masing praja tersebut. 

Solusinya adalah untuk seorang praja, harapannya bisa mempunyai keahlian yang spesifik di beberapa bidang ilmu kepramukaan, mempunyai talenta unik  dan siap berkontribusi di masyarakat, dengan demikian mereka akan memiliki dasar dari  personal branding yang baik.

Melalui cara personal branding, para praja akan bisa mengembangkan diri serta  menunjukan seperti apa identitasnya dikenal. Secara singkat, personal branding adalah proses mengembangkan dan mempertahankan kesan individu. Jadi boleh dikatakan jika personal branding merupakan bagaimana cara seseorang dalam mempromosikan dirinya sendiri. Di sini seorang praja ingin dikenal sebagai apa menjadi sangat penting untuk dibahas. Salah satu cara untuk memulai personal branding yang baik bagi seseorang adalah dengan menemukan keunikan diri atau talenta, dan tahu cara memasarkan diri.

Berdasarkan laporan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kwarnas Gerakan Pramuka, jumlah anggota gerakan pramuka di Indonesia sebanyak 25,27 juta orang pada 2020. Itu menunjukan begitu banyak dan besar bibit human resources berkualitas yang kita punya. Bayangkan masing-masing dari kita para praja mau memaksimalkan setiap talenta, ide, dan passion yang ada tanpa merasa rendah diri. Ketika masih menjadi seorang praja, adalah saat yang tepat untuk mencari apa yang membedakan antara dirimu praja lain di indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline