Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Bagus

Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Hukum Islam Progresif

Diperbarui: 11 Maret 2023   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BOOK REVIEW

Muhammad Bagus Riyanto ( 212121190_HKI 4f)

Judul         : Hukum Islam Progresif 

Penulis     : Moh. Anas Kholis, M.H.I dan Dr. Nor Salam, M.H.I

Penerbit   : Setara pres 

Terbit        : 2020

Cetakan    : pertama , Januari 2020

Menurut prof. Dr kasuwi saiban, M.Ag buku ini merupakan sebuah kajian yang mencoba untuk menampilkan pemikiran para tokoh dalam melihat epistemologi hukum Islam dilihat dari pembacaan kontemporer, buku ini juga merupakan kompilasi metodologi hukum Islam yang lahir dari pemikiran besar pada zamannya dan masih relevan sampai saat ini. Begitu juga Mahfud MD mengemukakan dalam testimoni ke akademikanya tentang buku ini menurutnya konfigurasi metodologi hukum Islam yang ortodok titik sementara konfigurasi metodologi hukum Islam yang kontekstual akan melahirkan produk hukum Islam yang transformatif.

Epistemologi dalam pemikiran hukum Islam

Amsal Bakhtiar dan Ahmad tafsir secara fundamental, menyebut estimologi merupakan cabang filsafat yang secara khusus membahas tentang hakikat pengetahuan dan ruang lingkupnya, serta dasar-dasar dan pertanggungjawabannya atas pernyataan pengetahuan yang dimiliki. Epistemologi menjangkau persoalan fisika dan metafisika pada aras yang lain estimologi merupakan suatu hal yang sangat abstrak. Akan tetapi, dalam konstruksi pemikiran modern, epistemologi berada pada posisi yang sangat urgen. Sebab keberadaan estimologi sangat menentukan karakter pemikiran dan pernyataan kebenaran yang dihasilkannya. Konstruksi dasar estimologi akan berada dari satu peradaban dengan konteks peradaban lain.

Varian titik stressing epistemologi memiliki kontribusi dan pengaruh yang sangat besar dalam konstruksi pemikiran manusia secara utuh titik menurut pandangan dunia manusia akan terpengaruh bahkan dibentuk oleh konsepsinya tentang estimologi titik oleh karena itu, perlu pengembangan empirisme dalam satu keuntungan dimensi yang bermuatan spiritualitas dan moralitas. Sehingga diharapkan estimologi Islam akan lahir dan memberi jawaban atas kegalauan yang dirasakan oleh umat modern dewasa ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline