Lihat ke Halaman Asli

Digitalisasi UMKM sebagai Tombak Pemulihan Ekonomi

Diperbarui: 3 Desember 2022   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Upaya pemulihan ekonomi yang ter dampak pandemi masih terus di upayakan bersama oleh seluruh masyarakat global, tidak terkecuali para pengusaha UMKM di Indonesia. Perubahan perilaku konsumen, pasokan bahan, hingga perubahan karakteristik pasar menjadi beberapa rintangan yang harus dihadapi oleh para pengusaha terutama UMKM. 

Sebagai pengusaha di bidang F&B, usaha saya, EVI KITCHEN, pun sempat kesulitan untuk terus hidup dimasa pandemi. 

Menurunknya daya beli masyaeakat, berhentinya produksi pabrik bahan dasar, hingga pembatasan aktivitas menjadi kesulitasn yang saya temui. Namun saya menemukan kunci pemulihan untuk menghidupkan usaha saya yaitu digitalisasi.

Digitalisasi UMKM terbukti memberikan banyak dampak pada pemulihan ekonomi. Kemunculan berbagai platform di berbagai bidang yang dapat membantu UMKM mulai dari upaya pencarian bahan, pencarian tenaga kerja, hingga pemasaran. 

Dalam pengalaman saya, platform digital membantu saya menemukan pemasok bahan dengan harga yang murah, menemukan banyak pelatihan dan seminar yang bermanfaat, hingga menjangkau pasar yang lebih luas. Ini membuat pemilihan platform digital menjadi krusial.

Dalam memasok bahan, tentu platform Ecommers menjadi andalan saya dan banyak pengusaha yang saya kenal dalam berbelanja kebutuhan UMKM. Sistem belanja yang praktis, pilihan produk beragam, dan sistem pengiriman yang cepat menjadi kemudahan yang baru saya temui sejak digitalisasi. 

Tidak hanya membeli produk yang biasa dibeli di pasar tradisional, namun juga membeli produk-produk baru yang membantu saya mengembangkan UMKM saya. Contohnya alat-alat unik yang menghasilkan variasi kue baru sebagai produk UMKM saya.

Dalam membangun jejaring dengan UMKM lain serta perusahaan produsen bahan-bahan masakan hingga meningkatkan kemampuan dan wawasan saya dan pegawai, platform SMESCO menjadi andalannya. Berbagai seminar, workshop, hingga lelang disediakan oleh SMESCO. Dalam kegiatan-kegiatan ini saya bertemu dengan banyak UMKM lain serta para perusahaan produsen maupun distributor bahan-bahan dasar yang akhirnya bermitra dan memasok beberapa bahan dasar ke UMKM saya.

Dalam melakukan penjualan, platform pesan antar makanan menjadi ujung tombak UMKM saya. Platform ini membantu saya menjangkau konsumen yang tidak bisa membeli secara langsung. Dari platform ini juga, saya mendapat konsumen-konsumen baru. Terlepas dari hal-hal tersebut, membaca ulasan para konsumen membantu saya untuk terus bersemangat dalam menjalankan usaha saya.

Dalam melakikan promosi, biasanya dilakukan lewat platform Media Sosial. Namun jumlah follower yang kecil dan alogaritma yang tidak menguntungkan bagi akun kecil menjadi kendala terbesar. 

Meski beberapa platform media sosial telah menyediakan jasa iklan berbayar, tetap saja tidak terdapat hasil signifikan terhadap usaha saya. Ini membuat pengeluaran untuk biaya promosi di media sosial tidak berimbang dengan eksposur dan peluasan pasar yang di dapat. Pilihan yang dapat di ambil adalah memperkerjakan social media spesialist dan konten kreator namun ini tentu lebih berisiko karena saya merasa bukan seorang ahli dalam memilih tenaga kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline