Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ridwan Aziz

Flexible Realist

Kipas Jadi Kontrakan Burung

Diperbarui: 5 Desember 2024   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kipas angin di dalam ruangan (Sumber: Dok. Pribadi/Canva)

Hari itu aku sedang mengajar di kelas XII, tiba-tiba seorang teman melongok dari pintu. Wajahnya penuh semangat, seperti menemukan harta karun. "Pak, sini deh, ikut aku! Kamu pasti suka!" katanya sambil melambaikan tangan.

Aku yang penasaran langsung meminta izin kepada siswa, "Sebentar ya, Bapak ada urusan mendadak." Dengan langkah cepat, aku mengikuti temanku kelas di ujung lorong, tepat di menuju samping kelas yang aku buka.

Begitu kami masuk ke ruangan, temanku menunjuk ke atas sambil berkata, "Lihat tuh, itu sarang burung atau kipas?"

Aku mendongak dan terkejut. Kipas angin di langit-langit itu benar-benar berubah fungsinya! Alih-alih berputar membawa angin, kini baling-balingnya dihiasi ranting, daun, dan bulu-bulu burung, membentuk sarang yang rapi. Weh, kok bisa jadi sarang burung ya, Pak? Kipasnya pensiun dini nih, gara-gara ruangan ini gak pernah dipakai, kataku, setengah tak percaya.

Kami berdua tertawa terbahak-bahak memikirkannya. “Untung aja burungnya gak protes kalau sarangnya dibongkar,” ujarku sambil tertawa.

Temanku langsung menimpali, "Iya, kalau burung-burung itu protes, bisa-bisa kita disuruh pindahin sarangnya ke tempat yang lebih adem, kayak di depan ruangan!" sambil bercanda.

Tak lama kemudian, petugas kebersihan datang untuk membersihkan kipas itu. Aku hanya bisa membayangkan burung-burung kecil itu, sambil ngobrol di dalam sarangnya, "Wah, kontrakan kita digusur, nih! Pindah tempat, pakai angkutan burung!"

Setelah kipas dibersihkan, kami melanjutkan dialog, "Tahu nggak, kalau sampai ada demo burung, kita harus kasih jatah makan di depan sekolah biar burungnya nggak bernyanyi!" ujaran temanku, yang membuat kami kembali tertawa.

Hari itu, kelas ujung lorong yang jarang disentuh akhirnya menjadi topik hangat, bukan karena pendalaman materi, tapi karena kipas yang sudah pensiun dan beralih profesi menjadi sarang burung. Kami berdua bersepakat, "Lain kali, ruangan ini harus lebih sering dipakai, biar kipasnya nggak pensiun terlalu cepat, kasihan burungnya!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline