Lihat ke Halaman Asli

gugatan jarak

Diperbarui: 12 Mei 2024   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah rentetan jarak ditempuh
Waktu harus menyerah pada ikrar
Karena akhir, semua jendela indera terbuka lebar
Memusat pada perkataan dan kenyataan
Bila menyeleweng, kata-kata sudah tentu teriris

Keindahan sudut kota menyudutkan jarak dan waktu
Semua akan terungkap lepas disini, amarah sambil asmara berdansa di lidah
Riuh tak mengenal siapapun dia
Begitu melepas kata, ringan layak kapas
Dengan dalil menjadi portal agar kemarin tak lebih baik sekarang
Namun apalah daya? seakan termakan percuma

bahasa-bahasa berisi kepalsuan
Harapan-harapan hanyala kekosongan,
Kenyataannya, seringkali melalui tanpa aksi
Akibatnya tiada beda, meski kebenaran sudah dituntut pada perang saraf
Dimanakah perubahan?

Riryvory
Allang_Minggu 28 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline