Lihat ke Halaman Asli

Omongan Orang

Diperbarui: 6 Maret 2024   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia mempunyai naluri ingin didukung orang lain. Tak heran jika salah satu faktor terbesar yang membunuh daya juang manusia untuk mengejar Impian adalah 'komentar orang'. Untuk menghindari komentar negative rasa-rasanya tidak mungkin, bahkan ketika kita sudah berhasil sekalipun, tetap akan membawa pemikiran negative bagi diri kita. Mirisnya, komentar yang melemahkan lebih banyak kita dapat ketika ingin maju mengejar mimpi, karena orang lain sering lebih focus pada hasil akhir dari kerja kita, jarang melihat pada niat baik, tujuan, apalagi proses perjuangannya.

            Paul Arden (1940-2008), seorang motivator asal Inggris mengatakan bahwa tidak penting seberapa baik diri kita, yang penting adalah seberapa baik keinginan yang ada dalam diri kita. Ia menegaskan lagi, manusia mana pun akan bisa maju, sukses, mampu menebas segala rintangan di depannya jika bisa melawan tiga macam ketakutan, yaitu takut gagal, takut malu, dan bermuara pada takut omongan orang.

            Sadarilah bahwa selalu ada saja orang-orang "yang terlahir" untuk selalu berpikir dan menanggapi banyak hal secara negatif. Menurut saya sikap itu adalah tindaakan bunuh diri. Membunuh kebahagiaan, membunuh persahabatan, dan tentu  saja membunuh kemajuan diri.

            Ternyata hal itu sudah diteliti secara ilmiah. Sebuah penelitian di University of Michigan mengungkap, individu dengan kepribadian yang pesimistis sehingga selalu memberi pandangan negatif dalam hidupnya, memiliki perbedaan genetis dengan orang kebanyakan, yaitu komponen protein Neuropeptide Y (NPY) pada DNA-nya lebih rendah dibandingkan orang pada umumnya. Orang seperti ini biasanya rentan mengalami depresi, gangguan kejiwaan, serta sulit mensyukuri apa yang dimilikinya sehingga cenderung merasa tidak bahagia. Jadi untuk apa reaktif terhadap komentar negatif? Kita malah harus kasihan pada orang seperti itu.

            Ketika mendengar omongan negatif, ada baiknya kita tidak menganggap itu sebuah serangan. Mengalahlah untuk menang, anggap saja itu sebagai perhatian agar kita semakin berhati-hati. Fokus dan komitmen saja pada tujuan kita, omongan negatif akan mereda ketika kita berhasil.

            Hal yang tak kalah penting, koreksi diri lagi, apakah kita juga termasuk orang yang tidak mampu menjaga diri dari berkomentar negatif. Waspadalah, karena sikap itu akan menarik lebih banyak pendukung negative di sekitar kita. Dan, tingkat kehormatan kita akan semakin menurun di mata orang-orang yang berpikir positif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline