Lihat ke Halaman Asli

Kejahatan Anak Marak, Mahasiswa Bisa Apa?

Diperbarui: 8 April 2023   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa waktu lalu, media massa dibanjiri dengan beberapa kasus, mulai dari kekerasan fisik hingga kekerasan seksual. Mirisnya, perbuatan diluar akal manusia tersebut dilakukan oleh anak dibawah umur. Hal ini tentu sudah bukan termasuk dalam kenakalan anak, melainkan tergolong dalam kejahatan anak.

Mengambil salah satu kasus yang ramai diperbincangkan, sejumlah pelajar 14 tahun di Sukabumi bacok siswa SMP hingga tewas. Mirisnya, perbuatan keji tersebut disiarkan secara langsung melalui salah satu akun instagram pelaku. Setelah diusut, rupanya motif pelaku melakukan pembacokan tersebut karena dendam pribadi.

Selain kasus tersebut, masih banyak kasus keji lainnya yang dilakukan oleh anak dibawah umur akhir-akhir ini. Lantas, apa yang menyebabkan para pelaku yang masih dibawah umur dapat melakukan hal-hal diluar akal kemanusiaan tersebut?

Menurut studi yang dipublikasikan oleh Jurnal Selat mengenai tindak pidana yang dilakukan oleh anak, perceraian atau perpisahan orang tua menyebabkan anak sebagian besar melakukan kenakalan hingga tindakan kriminal yang tidak seharusnya dilakukan. Studi lain yang dimuat dalam Kajian Permasalahan Sosial Dan Usaha Kesejahteraan Sosial menyebutkan, krisis identitas menjadi salah satu penyebab anak melakukan tindak kriminal.

Peran Mahasiswa

Menanggapi maraknya kasus kejahatan anak yang terjadi akhir-akhir ini, apa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut? Dalam mengatasi permasalahan tersebut, salah satu yang dapat berperan mengatasi kejahatan anak adalah mahasiswa.

Sesuai dengan salah satu peran fungsi nya, mahasiswa dapat berperan sebagai Agent of Change. Dalam hal ini, mahasiswa harus dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat, salah satunya kejahatan anak.

Hal ini sesuai dengan salah satu poin karakter pada mahasiswa Universitas Airlangga, yaitu Agile. Mahasiswa Universitas Airlangga diharapkan memiliki tingkat kepekaan yang tinggi serta cekatan dan tanggap dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Sebagai mahasiswa yang memiliki karakter HEBAT, dapat berkontribusi dengan mengadakan kegiatan perlombaan di bidang akademik maupun non-akademik bagi pelajar. Selain itu, mahasiswa dapat mengadakan webinar dengan topik sosial kemanusiaan yang bertujuan untuk meningkatkan jiwa sosial pada pelajar. Hal ini tentu akan berpengaruh pada pemikiran mereka dan dapat mengurangi kasus kejahatan anak di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline