Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Arief Efendi

Berjalan apa adanya

Terkenang Kebersamaan yang Sejenak

Diperbarui: 27 Juli 2021   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah yang terkasih (dok.Pribadi)

Berjalan kurang lebih 106 hari (3,6 bulan) pertemuan sejenak dengan dia terkenang kembali. Kedatangannya sudah dinanti keluarga besar, selama sembilan bulan dalam kandungan sang Ibunya.

Tepat pada hari Jum'at, 16 April 2021. Saat itu, bulan Ramadhan, dalam kondisi stamina tidak seperti sediakalanya, karena sedang berpuasa. Keyakinan kemampuan diri untuk melahirkan dalam kondisi berpuasa, menjadi motivasi yang kuat bahwa semua akan baik-baik saja.

Tanpa tanda-tanda, beranjak dari rumah menuju Klinik yang sudah direncanakan tempat untuk lahiran. Siang itu, setelah sholat Jum'at, sampai di Klinik, konsultasi kepada Dokter dan segera diambil tindakan. Yaaaaa,,, seperti biasa, diinfuss untuk memasukkan cairan perangsan agar segera sang Ibu melahirkan.

Berlalu sekitar tiga jam, bermacam reaksi terjadi, rasa sakit, mules, kontraksi, terjadi didalam perut sang Ibu yang besar itu. Tangis dan jeritan pun terdengar dan saat itu akupun menjadi saksi betapa sakitnya yang dirasakan sang Ibu.

Hingga berbuka puasa pun tiba, sholat magrib ditunaikan, dan menanti sholat isya, sang bayi pun terlahir. Senang, haru, tangis, menyambut kelahiran sang bayi. Yaaaaa,,, bayi kami yang keempat dan kami beri nama Muhammad Syarif Al-Ghazali.

Alhamdulillah, Muhammad Syarif Al-Ghazali terlahir sempurna. Wajahnya begitu tampan, bibirnya memerah, hidungnya mancung, kulitnya putih, jemarinya begitu lentik, hingga rambutnya yang hitam lebat. Berat Badannya 4,3 kg dengan panjang 50 cm.

Bahagia, dengan lahirnya Muhammad Syarif Al-Ghazali. Namun, dibalik kebahagiaan itu, isak tangis menetes kedalam, tertahan, agar tak bersuara. Takut sang Ibu yang baru saja merasakan sakit melahirkan Muhammad Syarif Al-Ghazali, tau bahwa anaknya sudah tiada.

Yaaaaa,,,sekitar beberapa menit saja menemani kami, Muhammad Syarif Al-Ghazali, pun pergi lagi.
Sejenak saja kebersamaan dengan Muhammad Syarif Al-Ghazali. Masih berlumur darah, bahkan Ibu nya belum bangkit dari dipan tempat melahirkan.

Ketiadaannya tak mungkin disembunyikan dari sang Ibu. Kuhamipiri, kubisikkan, kata sabar ketelinganya, mengalir air mata kami bersama.

Mana Muhammad Syarif Al-Ghazali? Kuingin melihat dan memeluknya???katanya dengan lemah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline