Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Arief Efendi

Berjalan apa adanya

Mengenang Arief Harsono sebagai Tokoh Buddha dan Pensubsidi Gas di Tengah Pandemi

Diperbarui: 11 Juli 2021   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arief Harsono (pakai kalung tanda panitia) bersama Lukman Hakim Saifuddin dan Dirjen Bimas Buddha Caliadi (Istimewa)

Kabar meninggalnya Arief Harsono pada pukul 22.00 WIB, tepatnya pada hari Jum'at tanggal 2 Juli 2021 di RS Adi Husada Kota Surabaya mengejutkan banyak pihak, tak terkecuali keluarga besar Kementerian Agama RI.

Arief Harsono selama ini dikenal sebagai pengusaha sukses pada bidang Gas di Indonesia. Ia juga banyak melibatkan dirinya untuk kegiatan-kegiatan sosial keagamaan khususnya kegiatan Kementerian Agama RI.

Masih banyak terkenang keterlibatannya pada giat Kementerian Agama seperti 'gerak jalan kerukunan' dan giat-giat pada Ditjen Bimbingan Masyarakat Buddha.

Sebelum ajal menjemput Bapak Arief Harsono, dia juga banyak terlibat dan yang berhasil ikut menangani persediaan oksigen ketika pandemi covid-19 yang melanda Bangsa saat ini. Namun, suratan takdir menimpa salah satu pengusaha top di Surabaya ini meninggal dunia karena positif Covid-19.

Sebagai pengusaha sukses, Arief Harsono juga merupakan pendiri PT Samator Group, perusahaan yang bergerak pada bidang industri konstruksi mekanikal, elektrikal dan perdagangan alat kesehatan. Samator didirikan pada 1971 dimana klien utamanya adalah perusahaan gas industri swasta nasional maupun asing, termasuk perusahaan BUMN. Selama Pandemi Covid-19 ini, Samator menyuplai sebagian besar tabung gas oksigen untuk rumah sakit di Indonesia.

Pada giat Kementerian Agama, keterlibatan Arief Harsono yang masih segar dalam ingatan pada acara Swayamvara Tripitaka Gatha' (STG) Tingkat Nasional X Tahun 2017 di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 1-5 November 2017.

Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh lembaga atau majelis-majelis agama Buddha dalam upaya ajang mengakrabkan diri dengan kitab sucinya. Sehingga perlu dilombakan, bagaimana membaca, mendalami, dan memaknai isi ajaran-ajaran agama Buddha. Dengan harapan agar generasi umat Buddha tetap mampu mewariskan nilai-nilai atau ajaran Buddha yang begitu luhur dalam kehidupan keseharian. Salah satu caranya adalah dengan dilombakan.

Implementasi ajaran Buddha dalam kehidupan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari revolusi mental. Karena semua ajaran Buddha pada hakekatnya bagaimana bisa kembali ke jati diri kemanusiaannya. Inilah esensi revolusi mental.

Sejalan dengan revolusi mental yang digaungkan Bapak Presiden Joko Widodo agar setiap Warga Negara Indonesia mampu menghayati kewajiban dan haknya masing-masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline