Menginventarisasi Nilai-Nilai Budaya Menuju Kemajuan Bangsa
Nilai-nilai budaya dalam kehidupan masyarakat menjadi hal yang sangat mendasar dalam proses pencapaian kemajuan suatu bangsa. Nilai-nilai budaya yang mampu menjadi pendorong kemajuan suatu bangsa harus benar-benar mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Peran nilai-nilai budaya dalam memajukan bangsa adalah sebagai pembentuk karakter dan moral bangsa. (PresidenRI.go.id). Karakter dan moral menjadi salah satu indikator usaha pencapaian kemajuan suatu bangsa melalui budaya.
Dalam hal pencapaian kemajuan bangsa melalui budaya, kita layak berkaca pada beberapa negara di Asia Timur. Jepang dengan "wakon yosei" (berjiwa dan bersemangat Jepang dengan kemampuan barat). Selanjutnya, fenomena "hallyu/ korean wave" (penyebaran budaya korea secara masif ke seluruh penjuru dunia di awal era 90-an), mampu menjadi amunisi khusus dalam memajukan berbagai sektor di Korea Selatan. Tidak ketinggalan, Neo-Konfusianisme dijadikan dasar filosofi dan budaya dalam upaya membangkitkan semangat dan etos kerja masyarakat Tiongkok pada era keterbukaan setelah sekian lama berada dalam lembah keterpurukan. (Hennida, Felayati, Wijayanti, & Perdana, 2017:250-260).
Beberapa contoh tersebut menunjukkan adanya kontribusi budaya terhadap kemajuan bangsa. Proses kemajuan bangsa melalui konsep budaya tersebut memang tidak terjadi secara instan, namun membutuhkan waktu yang panjang. Disamping waktu, komitmen seluruh komponan bangsa menjadi hal yang tidak kalah pentingnya. Pada akhirnya, mereka mampu membuktikan bahwa budaya menjadi hal yang penting untuk mencapai kemajuan negara.
Adakah nilai-nilai budaya kita yang dapat dipergunakan sebagai modal dalam memajukan bangsa. Jawabannya tentu sangat banyak nilai-nilai budaya Indonesia yang dapat dijadikan modal dalam mengusahakan kemajuan bangsa. Setidaknya terdapat lima nilai-nilai budaya yang mampu menjadi modal kemajuan bangsa, dan juga menjadi bahan evaluasi bersama, yakni Multikultural, kerjasama, kemampuan berpikir strategis, artikulasi diri, dan keterbukaan.
Multikultural
Pada dasarnya, masyarakat Indonesia tidak mengalami hambatan berarti dalam menerima dan memahami perbedaan budaya. Hal ini telah terbukti dalam sejarah perjalanan bangsa yang menunjukkan bahwa konsep multikultural tidak menjadi penghalang. "our country has a high level of diversity. Go global is not only about intellectual, but also about understand others". (Panggabean, Tjitra, dan Murniati, 2013:173). Kemajuan bangsa tidak hanya sekedar tentang kemmapuan intelektual, namun juga tentang saling memahami.
Dalam situasi seperti saat ini, dimana mulai bermunculan berbagai paham-paham yang mulai mengusik ke-multikultural-an bangsa, konsep Bhinneka Tunggal Ika menjadi sangat layak sebagai solusi. Bhinneka Tunggal Ika merupakan konsep pemersatu bangsa tanpa meninggalkan makna kekhasan/ keanekaragaman yang ada. Hal ini menjadi bekal kekuatan dalam menggapai kemajuan bangsa dalam kemajemukan. Selain itu, aspek pendidikan menjadi penting untuk diberikan perhatian khusus dalam menangkal maraknya paham-paham yang mengusik ke-multikultural-an bangsa tersebut.
Pendidikan berkonsep multikultural menjadi penting untuk dilakukan dengan mengintegrasikan budaya dalam konsep dasar, generalisasi, dan teori dari disiplin-disiplin ilmu; memahamkan siswa terhadap keterlibatan budaya pada disiplin ilmu; penyesuaian metode pengajaran dengan cara belajar siswa yang berbeda-beda untuk pencapaian prestasi akademik; identifikasi karakteristik siswa untuk penentuan metode pengajaran yang sesuai; melatih siswa dengan latar belakang sama untuk ikut berpartisipasi positif aktif dalam berinteraksi dengan lingkungan dalam lingkungan akademik. (Herman, dkk., 2016:2.19).
Bhinneka Tunggal Ika berperan sebagai payung besar untuk menaungi seluruh aspek kehidupan bangsa. Sedangkan pendidikan multikultural sebagai sarana penerang dalam pelayanan pendidikan untuk mengakomodasi keberagaman dan keanekaragaman bangsa. Dengan adanya kedua hal tersebut, diharapkan akan memberikan hasil maksimal dalam usaha pencapaian kemajuan bangsa. Sektor pendidikan sudah seharusnya memainkan perannya dengan baik, setidaknya untuk dua peran penting. Peran pertama adalah bahwa pendidikan sebagai peletak dasar konsep Bhinneka Tunggal Ika dan juga konsep multikulturalisme. Peran selanjutnya adalah bahwa pendidikan sebagai salah satu wujud implementasi dari kedua konsep tersebut. Pendidikan secara fisik berperan sebagai lingkungan yang mengakomidasi segala interaksi yang mampu mewujudkan implementasi kedua konsep besar tersebut.
Kerjasama