Lihat ke Halaman Asli

Cinta? Kubunuh Saja!

Diperbarui: 9 Februari 2024   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Wajah manis Rey tak bisa kulupakan. Dia kelas 9H yang merupakan kelas tahfidz. Aku menyimpan perasaan suka padanya sejak 2 bulan lalu. Mendapatkannya adalah sebuah tantangan namun aku selalu berkhayal menjadi kekasihnya suatu hari nanti.

            Sentuhan terakhir lipbalm yang merona pink selesai. Aku takut Ustadz Haikal mengetahui kelakuanku. Kaca kecil yang kusembunyikan di bangku kumasukkan kembali. Kupastikan senyumku hari ini lebih ceria. Dua jerawat di pipi membuatku lebih manis. Tak sedikit cowok yang menyukaiku namun Si Rey tetaplah idola hati. Sering kucuri-curi pandang namun dia terlihat cuek. Sepuluh menit lagi, aku akan melewati kelas Rey untuk antre jajan di kantin.

            "Kok melamun?" Anisa menepuk bahuku.

 "Nggak! "Aku melengos dan fokus kembali ke papan tulis.

 "Mikirin Rey yaa..." dia bertambah penasaran. Kupasang wajah tak suka.  Aku tahu Anisa adalah saingan yang juga menyukai Rey.

            "Wala taqrabuz-zina innahu kana fahisyah, wasa'a sabila. Apa artinya Yunita?" Ustadz Haikal yang terkenal galak langsung menodongku dengan pertanyaan. Aku kaget, antara panik dan malu.  Semua mata tertuju padaku.

            "Eee ... "aku tak bisa menjawab. Kuakui PR membaca semalam tak aku lakukan sama sekali.

            "Wala taqrabuz-zina innahu kana fahisyah, wasa'a sabila. Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." Begitulah maknanya.

            Wajahku terasa hangat, merasa tertampar dan tersindir. Ayat itu seolah ditujukan untukku. Ternyata selama ini aku telah berzina.  Berzina mata, hati, dan zina pikiran.

 Aku mulai bimbang, antara menyukai dan menaati. Apakah aku harus berhenti menyukai Rey? Atau malah tidak memperdulikan larangan Tuhan? Alhamdulillah seolah ada yang mendorongku untuk membunuh perasaan itu. Sekarang aku paham kenapa Rey tidak pernah mau menatapku. Dia pasti lebih paham bahwa itu adalah zina yang akan merusak hafalannya.

Hari ini 31 Desember. Aku tak merencanakan apa-apa. Aku ingin besok lahir menjadi Yunita yang baru. Yess! Yunita new reborn!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline