Lihat ke Halaman Asli

Haiku dan Kesusastraan Jepang: Keindahan dalam Keterbatasan

Diperbarui: 4 Juni 2023   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(pinterest: @etsy)

Ketika kita membicarakan tentang sastra Jepang, salah satu bentuk puisi yang paling terkenal dan mencerminkan keindahan budaya Jepang adalah haiku. Haiku adalah sebuah jenis puisi pendek yang memiliki aturan khusus dalam penggunaan kata dan struktur kalimat. Meskipun haiku terlihat sederhana, namun ia memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan yang mendalam dalam keterbatasan kata-kata.

Sejarah haiku dapat ditelusuri kembali ke abad ke-17, saat seorang penyair Jepang bernama Matsuo Bash mengembangkan bentuk puisi ini dari hokku, yang merupakan bagian pembukaan dari sebuah renga (tangga puisi kolaboratif). Bash, bersama dengan para penyair lainnya, mulai mengkaji dan mengembangkan haiku menjadi bentuk puisi yang mandiri dan memiliki daya tarik sendiri.

Salah satu ciri khas haiku adalah struktur 5-7-5, yang mengacu pada jumlah suku kata dalam setiap baris. Haiku terdiri dari tiga baris dengan total 17 suku kata. Aturan ini memaksa penyair untuk mengungkapkan pikiran dan pengalaman mereka dalam batasan kata yang ketat. Dalam keadaan seperti itu, setiap kata menjadi sangat berharga dan digunakan dengan sangat hati-hati.

Karakteristik utama haiku adalah penggunaan gambaran alam yang sederhana dan mendalam. Pada umumnya, haiku mencoba untuk merekam momen-momen alami dan efemeral yang terjadi di sekitar kita. 

Misalnya, suara gemercik air di sungai, bunga sakura yang mekar, atau embun pagi yang menyentuh daun-daun rerumputan. Dalam haiku, penyair berusaha menyampaikan pengalaman kehidupan yang universal melalui gambaran alam yang kaya makna.

Salah satu ciri khas haiku adalah penggunaan kigo, yaitu kata-kata musiman yang mengacu pada fenomena alam yang terkait dengan musim tertentu. Penggunaan kigo membantu menyampaikan suasana dan suasana hati yang terkait dengan musim tersebut. 

Misalnya, kata "salju" mewakili musim dingin, sementara kata "bunga sakura" mewakili musim semi. Dalam haiku, penggunaan kigo memberikan nuansa yang mendalam dan menghubungkan penyair dengan alam dan siklus kehidupan.

Selain itu, haiku juga sering mengandung kireji atau "pisau pemotong", yang merupakan pemisah antara dua bagian dalam baris terakhir. Kireji memberikan efek dramatis dan memungkinkan pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari haiku tersebut. Meskipun tidak selalu ada dalam setiap haiku, penggunaan kireji dapat memberikan kesan perubahan atau kontras yang kuat.

Pengaruh haiku terhadap kesusastraan Jepang sangat besar. Haiku menjadi bagian penting dari tradisi sastra Jepang dan terus dipelajari dan dikagumi oleh para penyair dan penggemar kesusastraan. 

Haiku juga telah mempengaruhi banyak penulis di luar Jepang, termasuk beberapa sastrawan terkenal seperti Ezra Pound dan Jack Kerouac. Haiku memiliki kekuatan untuk mengekspresikan keindahan dalam kehidupan sehari-hari, menggambarkan kejutan dalam kecilnya momen-momen yang sering terlewatkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline